Minggu, 20 Oktober 2013

Landasan Teori Psikologi Sosial Teknologi Pendidikan



I.       PENDAHULUAN
Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang didalamnya melibatkan banyak orang, diantaranya peserta didik, pendidik administror, masyarakat dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien maka setiap orang yang terlibat dalam pendidikan tersebut seyogyanya dapat memahami tentang perilaku individu sekaligus menunjukkan perilaku secara efektif. Perilaku individu dipelajari  dalam suatu ilmu yang disebut sebagai psikologi.
Psikologi berasal dari kata Yunani “psyche” yang artinya jiwa, dan “logos” yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi (menurut arti kata) psikologi artinya Ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya.
Psikologi memberikan wawasan bagaimana memahami perilaku individu dalam proses pendidikan. Terutama dizaman kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini. Para ahli berusaha untuk meningkatkan mengajar itu menjadi suatu ilmu. Teknologi pendidikan memberikan pendekatan sistematis dan kritis tentang proses pembelajaran.  
Proses belajar merupakan orientasi teknologi pendidikan. aplikasi pengembangan teknologi pendidikan dalam proses belajar sangat dipengaruhi oleh ilmu perilaku(teori psikologi) adapun yang menjadi landasan teori psikologi antara lain psikologi perkembangan, psikologi pendidikan dan psikologi sosial yang berkaitan erat dalam proses pengembangan teknologi pendidikan. . Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai definisi landasan teori psikologi sosial dan bagaimana aplikasi teori psikologi sosial dalam teknologi pendidikan.

 2. PEMBAHASAN
A. Pengertian Psikologi Sosial
Psikologi sosial merupakan perkembangan Ilmu Pengetahuan yang baru, dan merupakan cabang dan Ilmu Pengetahuan Psikologi pada umumnya. Ilmu tersebut menguraikan tentang kegiatan-kegiatan manusia dalam hubungannya dengan situasi-situasi sosial, seperti situasi kelompok, situasi massa dan sebagainya; termasuk di dalamnya interaksi antar orang dan hasil kebudayaannya.
Interaksi ini baik antar individu dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok dapat berjalan lancar dapat pula tidak. Interaksi akan berjalan lancar bila masing-masing pihak memiliki penafsiran yang sama atas pola tingkah lakunya, dalam suatu struktur kelompok sosial. Masing-masing pihak telah mempelajari rangsangan serta respons mana yang harus dipilih dan dihindarkan. Tingkah laku individu dalam lingkungan bermasyarakat atau lingkungan sosial akan dipelajari oleh psikologi sosial.
Definisi Psikologi Sosial dikemukakan oleh beberapa ahli yaitu sebagai berikut :
1.      Menurut kamus paedagogik Psikologi sosial ialah ilmu jiwa yang mempelajari gejala-gejala psikis pada massa, bangsa, golongan, masyarakat dan sebagainya.
2.      Hubert Bonner dalam bukunya Social Psychology mengatakan  Psikologi sosial adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia. Di sini Bonner lebih menitikberatkan pada tingkah laku individu, bukan tingkah laku sosial. Tingkah laku itulah yang pokok, yang menjadi sasaran utama dalam mempelajari psikologi sosial.
3.      A.M Chorus dalam bukunya Grondsiagen der sociale Psychologie merumuskan Psikologi sosial ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku individu manusia sebagai anggota suatu masyarakat.
Dalam rumusan ini Chorus menekankan adanya tingkah laku individu dalam hubungannya sebagai anggota masyarakat.
4.      Sherif & Sherif dalam bukunya An Outline of Social Psychology memberikan definisi Social psychology is the behavior of the individuals in relation to social stimulus situasions. Psikologi sosial ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari pengalaman dan tingkah laku individu manusia dalam hubungannya dengan situasi-situasi perangsang sosial.
5.      Roueck and Warren dalam bukunya Sociology mendefinisikan psikologi sosial ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari segi-segi psychology daripada tingkah laku manusia yang dipengaruhi oleh interaksi sosial.
6.      Boring, Langveld, Weld dalam bukunya Foundations of Psychology mengutarakan psikologi sosial ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari individu manusia dalam kelompoknya dan hubungan antara manusia dengan manusia.
7.      Kimball Young (1956):
Psikologi sosial adalah studi tentang proses interaksi individu manusia.
8.      Krech, Crutchfield dan Ballachey (1962):
Psikologi sosial adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku individu di dalam masyarakat.
9.      Joseph E. Mc. Grath (1965):
Psikologi sosial adalah ilmu pengetahuan yang menyelidikitingkah laku manusia sebagaimana dipengaruhi oleh kehadiran, keyakinan, tindakan dan lambang-lambang dari orang lain.
10.  Gordon W. Allport (1968):
Psikologi sosial adalah ilmu pengetahuan yang  berusaha mengerti dan menerangkan bagaimana pikiran, perasaan, dan tingkah laku individu dipengaruhi oleh kenyataan, imajinasi, atau kehadiran orang lain.
11.  Secord dan Backman (1974):
Psikologi sosial adalah ilmu yang mempelajari individu dalam konteks sosial.
12.  W.A. Gerungan:
“Ilmu jiwa adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari dan menyelidiki pengalaman dan tingkah laku individu manusia seperti yang dipengaruhi atau ditimbulkan oleh situasi-situasi sosial.
Psikologi sosial adalah psikologi yang mempelajari psikolgi seseorang dalam masyarakat, yang mengombinasikan ciri-ciri psikologi dengan ilmu sosial untuk  mempelajari pengaruh masyarakat terhadap individu( Hollander dalam Pidarta, 2009.hal 219).
Penelitian awal dibidang psikologi sosial oleh Badura. Menurut A,Badura, belajar lebih sekedar perubahan perilaku. Belajar adalah pencapaian pengetahuan dan perilaku yang didasari oleh pengetahuan tersebut. Lewat teori observational learning, Badura beranggapan bahwa proses psikologi terlau dianggap penting atau sebaliknya hanya ditelaan sebagian aja. Prinsip belajar menurut Badura adalah usaha menjelaskan belajar dalam situasi alami. Hal ini berbeda dengan situasi di laboratorium atau pada lingkungan sosial yang banyak memerlukan pengamatan tentang pola perilaku beserta konsekuensinya. Diperoleh perilaku yang kompleks bukan hanya disebabkan oleh hubungan dua arah antara pribadi dengan lingkungan melainkan hubungan tiga arah antara perilaku-lingkungan-peristiwa batinia. Contohnya seorang yang telah berlatih akan timbul perasaan percaya diri. Perilakunya menimbulkan reaksi baru, yang pada akhirnya mempengaruhi kepercayaan dirinya yang kemudian menimbulkan perilaku berikutnya dan dapat melukiskan perilaku yang baru itu, meskipun dia tidak melakukannya.
Badura meyakini bahwa belajar membutuhkan situasi alami natural. Ia berpendapat bahwa anak kecil meniru apa yang ada disekitar mereka sebagai bagian dari proses belajar mereka. Melalui penerapan, pengetahuan atau kemampuan ini menjadi bagian dari kode internal. Didalam ruang kelas, perspektif psikologi sosial mungkin terlihat sebagai konskuensi dari perilaku tertentu yang ditampilkan oleh kelompok. Sebagai misal jika seseorang berbicara melebihi gilirannya maka aturan kelas mengingatkan bahwa siswa tersebut akan melampaui periode jeda. Atau, contoh lainnya adalah “Tingkatan Bintang Emas”, didalam ruang kelas yang menampilkan nama-nama siswa dengan bintang-bintang karena keberhasilan menyelesaikan tugas. Kedua jenis situasi ini membantu para siswa untuk mengamati perilaku yang tepat yang diharapkan atas diri mereka dalam situasi belajar.
Penelitian awal dibidang psikologi sosial oleh Badura dan Vygotsky mengindikasikan mereka mengalami kesulitan memahami bagaimana behavioris bisa mengabaikan keadaan sosial atau lingkungan di sekitar pembelajar. Keduanya berpendapat pembelajar tidak belajar dalam lingkungan yang terisolasi atau terpisah dari pembelajar lainnya. Vygotsky menyakini bahwa proses kognitif terus berubah dan mempengaruhi perkembangan pemikiran yang lebih tinggi pada individu. Ia menyakini bahwa tingkat pemikiran ini merupakan bentuk penalaran kultur atau berpikir seperti orang-orang yang ada disekitar para siswa. Dengan kata lain orang-orang masyarakat mempengaruhi cara berpikir dan belajar para siswa dan pengaruh ini berbeda-beda menurut masyarakat dan kelompok kulturnya.
Salah satu contoh bagaimana gagasan badura cocok dengan situasi ruang kelas adalah seorang guru mencontohkan penggunaan fitur “Tracking” dan “Insert comments” dari MS Word untuk menyunting makalah siswa. Guru berbicara tentang apa yang sedang ia dikerjakan sementara para siswa menyimak keterampilan yang sedang dicontohkan untuk mereka. Setelah menampilkan kepada para siswa proses menambahkan perubahan dan menyelipkan komentar, para siswa kemudian diberikan pengalaman langsung di mana  bisa mempraktikkan keterampilan ini sambil dipandu oleh guru. Guru bisa memeriksa suntingan makalah ini para siswa dan memberikan umpan balik tambahan terkait dengan seberapa baik pekerjaan para siswa dalam mempelajari keterampilan baru ini.

B. OBJEK DAN METODE PSIKOLOGI SOSIAL             
1. Objek Psikologi Sosial
Objek psikologi adalah manusia dan kegiatan-kegiatannya, sedang objek psikologi sosial adalah kegiatan-kegiatan sosial atau gejala-gejala sosial.
Alfred Adler, seorang ahli psikologi berhasil membina psikologi yang disebut individual psikologi yang menjelaskan bahwa jiwa manusia adalah suatu kesatuan, sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, dan mereaksi lingkungan juga secara keseluruhan dengan individu yang satu berbeda dengan individu yang lain. Di samping itu manusia sebagai makhluk individual tidak hanya dalam arti makhluk keseluruhan jiwa raga, melainkan juga merupakan pribadi yang khas.
G.W. Allport menyatakan “ Kepribadian adalah organisasi dinamis daripada sistem-sistem psycho-physik dalam individu yang turut menentukan cara-cara yang unik/khas dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila individu yang satu dibandingkan dengan individu yang lain, akan Nampak perkembangan yang berbeda-beda, walaupun keadaan kehidupannya sama. Bahkan antara 2 individu yang berketurunan sama, atau anak kembar yang berasal dari satu telur, toh kegiatan-kegiatannya masih terdapat perbedaan.
R.S Woodworth dalam bukunya psychology sependapat dengan Allport. Manusia sejak lahir sampai mati selalu hidup di dalam masyarakat. Tidak mungkin manusia itu hidup sebagai manusia yang normal, apabila ia hidup di luar masyarakat. Jelaslah bahwa manusia tidak mungkin  dapat hidup dengan baik tanpa mengadakan hubungan dengan manusia lain, baik hubungan maupun pergaulan dengan orang tuanya, teman sebaya atau kelompok-kelompok sosial yang lain.

2. Metode Psikologi Sosial
Metode yang dipakai dalam psikologi sosial pada dasarnya sama dengan metode-metode psikologi. Metode-metode tersebut antara lain :
a.       Metode Eksperimen
Metode ini dipakai pertama kali oleh Wilhelm Wundt. Agar metode ini dapat mencapai hasil yang dapat dipertanggung-jawabkan, maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
-          Kita harus dapat menentukan waktu terjadinya gejala yangt ingin kita selidiki.
-          Kita harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala yang ingin kita selidiki, dan harus mengamatinya dengan perhatian yang khusus.
-          Tiap-tiap pengamatan/observasi harus dapat kita ulangi dalam  keadaan yang sama.
-          Kita harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja syarat-syarat keadaan eksperimen.
Metode eksperimen dimaksudkan untuk menyelidiki suatu gejala dengan perhatian yang khusus, sehingga dapat memperoleh keterangan yang lebih mendalam tentang gejala tersebut.
b.      Metode Survey
Metode ini biasanya digunakan untuk mengumpulkan keterangan mengenai kelompok tertentu yang ingin diselidiki. Dalam pelaksanaan, biasanya dengan menggunakan wawancara, observasi atau angket sebagai alat untuk mengumpulkan keterangan-keterangannya.
c.       Metode Observasi
Yaitu suatu cara untuk mengumpulkan keterangan-keterangan yang diinginkan dengan jalan mengadakan pengamatan secara langsung. Dalam hal ini penyelidik melaksanakan penyelidikannya dengan panca indera secara aktif, terutama penglihatan dan pendengarannya.
Menurut Pauline V. Young observasi diartikan observation is a systematic and deliberate study throught the eyes of spontaneous accurrences at they accur. The purposeof observation is to percive the nature and extent of significant interlatedelement with complex social phenomena culture patterns or human conduct.
Jadi observasi merupakan suatu penyelidikan  yang dijalankan secara sistematis, dan dengan sengaja diadakan dengan menggunakan alat indera (terutama mata) terhadap kejadian-kejadian yang langsung ditangkap pada waktu kejadian itu terjadi. Ini berarti bahwa observasi tidak dapat digunakan terhadap kejadian-kejadian yang sudah lewat. Oleh karena dalam observasi menggunakan indera, maka hasil observasi menjadi baik, salah satu hal yang dituntut ialah menggunakan alat indera dengan sebaik-baiknya.

C. APLIKASI LANDASAN TEORI PSIKOLOGI DALAM TEKNOLOGI PENDIDIKAN
           Lumsdaine berpendapat bahwa ilmu perilaku, khususnya teori belajar, merupakan ilmu yang utama untuk memperkembangkan teknologi pembelajaran. Bahkan Deterline berpendapat bahwa teknologi pembelajaran merupakan aplikasi teknologi perilaku yaitu menghasilkan perilaku tertentu secara sistematik guna keperluan pembelajaran (Miarso, 2011 : 111).
          Dalam pengembangan teknologi pendidikan yang senantiasa berhubungan dengan program pendidikan untuk kepentingan peserta didik, maka landasan psikologi mutlak harus dijadikan dasar dalam proses pengembangan teknologi pendidikan. Perkembangan yang dialami oleh peserta didik pada umumnya diperoleh melalui proses belajar. Guru sebagai pendidik harus mengupayakan cara / metode yang lebih baik untuk melaksanakan proses pembelajaran guna mendapatkan hasil yang optimal, dalam hal ini proses pembelajaran mutlak diperlukan pemikiran yang mendalam dengan memperhatikan psikologi belajar
           Selain itu aplikasi psikologi sosial dalam teknologi pendidikan adalah yang menyangkut dengan aspek-aspek perilaku dalam ruang lingkup belajar mengajar. Secara psikologis, manusia adalah mahluk individual namun juga sebagai makhluk social dengan kata lain manusia itu sebagai makhluk yang unik. Maka dari itu kajian teori dalam psikologi dalam Teknologi pendidikan seharusnya memperhatikan keunikan yang dimiliki oleh setiap individu baik ditinjau dari segi tingkat kecerdasan, kemampuan, sikap, motivasi, perasaan serta karakteristik-karakteristik individu lainnya. Dan strategi belajar seperti itu terdapat dalam kajian ilmu Teknologi Pendidikan.
           Jadi dapat disimpulkan bahwa pengaplikasian teori psikologi terhadap teknologi pendidikan sangat erat karena dalam membuat strategi belajar dan untuk mengetahui tehnik belajar yang baik maka terlabih dahulu kita sebagai guru harus mengerti ilmu jiwa.
Lima Hubungan Dalam Aplikasi Psikologi Sosial Dalam Situasi Pembelajaran
Psikologi pembelajaran yang terjadi di sekolah, ketertarikan antar pribadi, memegang peranan penting dalam menerangkan tingkah laku. Dalam hal ini seorang guru yang mengajar dengan cara yang sama tetapi memperoleh hasil yang berbeda dapat diterangkan bahwasanya latar belakang masing-masing murid yang terikat dalam satu ikatan kelas itu berbeda satu sama lain, baik orientasi, kepribadian maupun latar belakang yang lain. Pengaruh lingkungan yang berbeda akan menghasilkan tingkah laku murid yang berbeda pula. Jelaslah lingkungan di mana berlangsung proses pembelajaran itulah kiranya dapat menerangkan mengapa guru memperoleh hasil yang berbeda meskipun mengajar dengan cara yang sama. Tingkah laku secara individual di dalam lingkungan pendidikan merupakan situasi yang memerlukan perhatian para ahli psikologi sosial, meskipun psikologi sosial itu sendiri secara relative merupakan ilmu pengetahuan yang masih muda. Banyak hal-hal dalam dunia pendidikan yang perlu diteliti oleh para ahli psikologi sosial dan ini sangat membantu dan bermanfaat bagi para pendidik dalam memahami tingkah laku anak didiknya. Ada lima model hubungan dalam aplikasi psikologi sosial dalam situasi pembelajaran yaitu.
1.   Getzels dan Thelen
Pada tahun1960 Getzels dan Thelen menulis tentang aplikasi psikologi sosial terhadap situasi pembelajaran yang berguna dalam mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku belajar di kelas. Pendekatannya didasarkan pada pengujian tingkah laku individual di dalam hubungan kelompok. Kelompok kelas ini dilihat tujuannya, peserta atau anggotanya ke pemimpinnya, hubungan terhadap kelompok lain, sebagai satu cara yang penting untuk menyelidiki bagaimana kelas sebagai suatu kelompok mempengaruhi tingkah laku anggotanya. Di samping itu cara ini dikembangkan untuk melukiskan bahwa kelompok kelas merupakan sistem sosial yang terdiri dari faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku seseorang.
Getzels dan Thelen mengajukan model sebagai berikut :
                        B = f  (R x P)
Keterangan :
                        B = tingkah laku yang diamato
                        R = pengharapan peranan dalam satu situasi
                        P = personality atau kepribadian individu yang dibatasi oleh kebutuhan
Konsep yang dikembangkan Getzels dan Thelen ini khususnya berguna di dalam mengorganisasi pengaruh sosial dan tingkah laku individu di dalam suatu kelompok kelas. Mereka menunjujjan bagaimana kepribadian saling berhubungan dengan pengaruh lembaga atau intuisi. Kuatnya model ini adalah pada dinamika perubahan sistem sosial yang mempengaruhi tingkah laku dan organisasi dan banyak faktor yang membantu dalam proses ini.
2.   Brookover
Wilbur Brookover dan Edsel Erickson mengembangkan konsep psikologi sosial formal tentang belajar pertama. Ada tiga dasar teorinya yaitu.
a.       Tingkah laku pengambilan keputusan yang disengaja adalah fungsi dari hasil pengamatan kegiatan sosial.
b.      Hasil pengamatan kegiatan sosial berbeda dari hasil yang diinginkan sebagai faktor pembuatan keputusan, meskipun aspirasi dan rencana dalam waktu yang sama bisa sama untuk seorang individu, cognisi dan afeksi ini akan menjadi berbeda di dalam isi dan fungsinya.
c.       Jika tingkah laku yang disengaja adalah fungsi dari aspirasi, aspirasi ini cenderung mempengaruhi seseorang mengenai harapan yang bisa terjadi untuk masa yang akan datang.
Brookover dan Erickson mengidentifikasi adanya 4 faktor utama yang mempengaruhi bagaimana interaksi antar pribadi membentuk konsep diri, dan akhirnya proses pembuatan keputusan itu menentukan tingkah laku.
1.      Keperluan peranan untuk diri sendiri
2.      Konsep diri tentang kecakapan
3.      Nilai instrumental diri
4.      Nilai intrinsic dirinya
Secara singkat model ini mengorganisasi kekuatan psikologi sosial yang mempengaruhi tingkah laku belajar. tingkah laku tergantung pada proses kognitif dari pembuatan keputusan.
3.   Bandura
Karya yang sangat terkenal dari Bandura menempatkan suatu interpretasi yang lain pada interaksi seseorang dengan situasi. Bandura menghubungkannya dengan teori belajar sosial, suatu pendekatan yang melihat tingkah laku sebagai interaksi timbal balik yang terus menerus antara seseorang dan lingkungan. Bandura mengidentifikasikan 4 kategori pengaruh sebagai faktor yang menentukan hakikat dan akibat dari gejala peniruan.
a.       Kategori yang pertama ini melibatkan perhatian, bagaimana kuatnya perangsang model ini diamati.
b.      Kategori yang memusatkan pada kegiatan ingatan dari tingkah laku yang diamati.
c.       Komponen ini memusatkan bagaimana penyajian secara simbolik itu mengubah tingkah laku.
d.      Kategori ini meliputi faktor motivasi dan penguatan

4.   Rotter
Julian Rottter (1954) telah mengkombinasikan 2 kecenderungan di dalam psikologi, teori hubungan Stimulus-Respon (S-R) dari teori cognitive atau Field Theory, untuk mengembangkan suatu teori belajar sosial dan kepribadian yang berbeda dengan Bandura. Rotter berpendapat bahwa ada 3 faktor di dalam lingkungan sosial yang mempengaruhi berbagai pilihan tingkah laku individu :
a.       Expextancy
b.      Reinforcement Value
c.       Psychological situation
5.   Mischel
Walter Mischel mengusulkan satu teori belajar sosial cognitive, satu pendekatan unit dasar studi yang bergeser dari individu ke kegiatan cognitive dan psikologi sosial ke konsep tingkah laku di dalam hubungannya dengan interaksi seseorang dengan situasi.
Secara lebih khusus ia mengusulkan 5 kategori variable seseorang yang membatasi bagaimana seseorang menerima dan mempersatukan perangsang di dalam lingkungan untuk membangtu menerangkan tingkah laku.
a.       Kemampuan penyusunan, kecakapan menyusun (menghasilkan) cognisi dan tngkah laku tertentu.
b.      Menyusun strategi dan membentuk pribadi.
c.       Harapan hasil tingkah laku dan hasil stimulus di dalam situasi tertentu.
d.      Nilai stimulus yang subjektif.
e.       Sistem pengaturan diri dan perencanaan. 
KESIMPULAN
Psikologi berasal dari kata Yunani “psyche” yang artinya jiwa, dan “logos” yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi (menurut arti kata) psikologi artinya Ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya.
Psikologi memberikan wawasan bagaimana memahami perilaku individu dalam proses pendidikan. Terutama dizaman kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini. Para ahli berusaha untuk meningkatkan mengajar itu menjadi suatu ilmu. Teknologi pendidikan memberikan pendekatan sistematis dan kritis tentang proses pembelajaran.  
Proses belajar merupakan orientasi teknologi pendidikan. aplikasi pengembangan teknologi pendidikan dalam proses belajar sangat dipengaruhi oleh ilmu perilaku(teori psikologi) adapun yang menjadi landasan teori psikologi antara lain psikologi perkembangan, psikologi pendidikan dan psikologi sosial yang berkaitan erat dalam proses pengembangan teknologi pendidikan.
Psikologi sosial merupakan perkembangan Ilmu Pengetahuan yang baru, dan merupakan cabang dan Ilmu Pengetahuan Psikologi pada umumnya. Ilmu tersebut menguraikan tentang kegiatan-kegiatan manusia dalam hubungannya dengan situasi-situasi sosial, seperti situasi kelompok, situasi massa dan sebagainya; termasuk di dalamnya interaksi antar orang dan hasil kebudayaannya.
           Aplikasi psikologi sosial dalam teknologi pendidikan adalah yang menyangkut dengan aspek-aspek perilaku dalam ruang lingkup belajar mengajar. Secara psikologis, manusia adalah mahluk individual namun juga sebagai makhluk social dengan kata lain manusia itu sebagai makhluk yang unik. Maka dari itu kajian teori dalam psikologi dalam Teknologi pendidikan seharusnya memperhatikan keunikan yang dimiliki oleh setiap individu baik ditinjau dari segi tingkat kecerdasan, kemampuan, sikap, motivasi, perasaan serta karakteristik-karakteristik individu lainnya. Dan strategi belajar seperti itu terdapat dalam kajian ilmu Teknologi Pendidikan.
           Jadi dapat disimpulkan bahwa pengaplikasian teori psikologi terhadap teknologi pendidikan sangat erat karena dalam membuat strategi belajar dan untuk mengetahui tehnik belajar yang baik maka terlabih dahulu kita sebagai guru harus mengerti ilmu jiwa.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 2009.  Psikologi Sosial. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Miarso, Yusufhadi., 2011. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Syah, Muhibbin., 2009. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Amarlis, 2013 .  Landasan Teori Psikologi. http://blogmarlis.blogspot.com/2013/05/makalah-landasan-teori-psikologi.html. diakses pada tanggal 07 Oktober 2013.





By :
Free Blog Templates