I.
PENDAHULUAN
Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang didalamnya melibatkan
banyak orang, diantaranya peserta didik, pendidik administror, masyarakat dan
orang tua peserta didik. Oleh karena itu agar tujuan pendidikan dapat tercapai
secara efektif dan efisien maka setiap orang yang terlibat dalam pendidikan
tersebut seyogyanya dapat memahami tentang perilaku individu sekaligus
menunjukkan perilaku secara efektif. Perilaku individu dipelajari dalam suatu ilmu yang disebut sebagai
psikologi.
Psikologi
berasal dari kata Yunani “psyche”
yang artinya jiwa, dan “logos” yang
artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi (menurut arti kata) psikologi
artinya Ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam
gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya.
Psikologi memberikan wawasan bagaimana memahami perilaku
individu dalam proses pendidikan. Terutama dizaman kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi sekarang ini. Para ahli berusaha untuk meningkatkan mengajar itu
menjadi suatu ilmu. Teknologi pendidikan memberikan pendekatan sistematis dan
kritis tentang proses pembelajaran.
Proses
belajar merupakan orientasi teknologi pendidikan. aplikasi pengembangan
teknologi pendidikan dalam proses belajar sangat dipengaruhi oleh ilmu
perilaku(teori psikologi) adapun yang menjadi landasan teori psikologi antara
lain psikologi perkembangan, psikologi pendidikan dan psikologi sosial yang
berkaitan erat dalam proses pengembangan teknologi pendidikan. . Oleh karena itu, dalam makalah ini akan
dibahas mengenai definisi landasan teori psikologi sosial dan bagaimana
aplikasi teori psikologi sosial dalam teknologi pendidikan.
2. PEMBAHASAN
A. Pengertian Psikologi Sosial
Psikologi sosial merupakan perkembangan Ilmu Pengetahuan
yang baru, dan merupakan cabang dan Ilmu Pengetahuan Psikologi pada umumnya.
Ilmu tersebut menguraikan tentang kegiatan-kegiatan manusia dalam hubungannya
dengan situasi-situasi sosial, seperti situasi kelompok, situasi massa dan
sebagainya; termasuk di dalamnya interaksi antar orang dan hasil kebudayaannya.
Interaksi ini baik antar individu dengan individu, individu
dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok dapat berjalan lancar dapat pula
tidak. Interaksi akan berjalan lancar bila masing-masing pihak memiliki
penafsiran yang sama atas pola tingkah lakunya, dalam suatu struktur kelompok
sosial. Masing-masing pihak telah mempelajari rangsangan serta respons mana
yang harus dipilih dan dihindarkan. Tingkah laku individu dalam lingkungan
bermasyarakat atau lingkungan sosial akan dipelajari oleh psikologi sosial.
Definisi
Psikologi Sosial dikemukakan oleh beberapa ahli yaitu sebagai berikut :
1. Menurut kamus paedagogik Psikologi sosial
ialah ilmu jiwa yang mempelajari gejala-gejala psikis pada massa, bangsa,
golongan, masyarakat dan sebagainya.
2. Hubert Bonner dalam bukunya Social Psychology mengatakan Psikologi sosial adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari tingkah laku manusia. Di sini Bonner lebih menitikberatkan pada
tingkah laku individu, bukan tingkah laku sosial. Tingkah laku itulah yang
pokok, yang menjadi sasaran utama dalam mempelajari psikologi sosial.
3. A.M Chorus dalam bukunya Grondsiagen der sociale Psychologie
merumuskan Psikologi sosial ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah
laku individu manusia sebagai anggota suatu masyarakat.
Dalam rumusan ini Chorus menekankan adanya tingkah laku
individu dalam hubungannya sebagai anggota masyarakat.
4. Sherif & Sherif dalam bukunya An Outline of Social Psychology memberikan
definisi Social psychology is the
behavior of the individuals in relation to social stimulus situasions.
Psikologi sosial ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari pengalaman dan tingkah
laku individu manusia dalam hubungannya dengan situasi-situasi perangsang
sosial.
5. Roueck and Warren dalam bukunya Sociology mendefinisikan psikologi
sosial ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari segi-segi psychology daripada tingkah laku manusia yang dipengaruhi oleh
interaksi sosial.
6. Boring, Langveld, Weld dalam bukunya
Foundations of Psychology mengutarakan
psikologi sosial ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari individu manusia dalam
kelompoknya dan hubungan antara manusia dengan manusia.
7. Kimball Young (1956):
Psikologi sosial adalah studi tentang proses interaksi individu
manusia.
8. Krech, Crutchfield dan Ballachey
(1962):
Psikologi sosial adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku
individu di dalam masyarakat.
9. Joseph E. Mc. Grath (1965):
Psikologi sosial adalah ilmu pengetahuan yang
menyelidikitingkah laku manusia sebagaimana dipengaruhi oleh kehadiran,
keyakinan, tindakan dan lambang-lambang dari orang lain.
10. Gordon W. Allport (1968):
Psikologi sosial adalah ilmu pengetahuan yang berusaha mengerti dan menerangkan bagaimana
pikiran, perasaan, dan tingkah laku individu dipengaruhi oleh kenyataan,
imajinasi, atau kehadiran orang lain.
11. Secord dan Backman (1974):
Psikologi sosial adalah ilmu yang mempelajari individu dalam
konteks sosial.
12. W.A. Gerungan:
“Ilmu jiwa adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari
dan menyelidiki pengalaman dan tingkah laku individu manusia seperti yang
dipengaruhi atau ditimbulkan oleh situasi-situasi sosial.
Psikologi sosial adalah psikologi
yang mempelajari psikolgi seseorang dalam masyarakat, yang mengombinasikan
ciri-ciri psikologi dengan ilmu sosial untuk
mempelajari pengaruh masyarakat terhadap individu( Hollander dalam
Pidarta, 2009.hal 219).
Penelitian awal dibidang psikologi
sosial oleh Badura. Menurut A,Badura, belajar lebih sekedar perubahan perilaku.
Belajar adalah pencapaian pengetahuan dan perilaku yang didasari oleh
pengetahuan tersebut. Lewat teori observational learning, Badura beranggapan
bahwa proses psikologi terlau dianggap penting atau sebaliknya hanya ditelaan
sebagian aja. Prinsip belajar menurut Badura adalah usaha menjelaskan belajar
dalam situasi alami. Hal ini berbeda dengan situasi di laboratorium atau pada
lingkungan sosial yang banyak memerlukan pengamatan tentang pola perilaku
beserta konsekuensinya. Diperoleh perilaku yang kompleks bukan hanya disebabkan
oleh hubungan dua arah antara pribadi dengan lingkungan melainkan hubungan tiga
arah antara perilaku-lingkungan-peristiwa batinia. Contohnya seorang yang telah
berlatih akan timbul perasaan percaya diri. Perilakunya menimbulkan reaksi
baru, yang pada akhirnya mempengaruhi kepercayaan dirinya yang kemudian
menimbulkan perilaku berikutnya dan dapat melukiskan perilaku yang baru itu,
meskipun dia tidak melakukannya.
Badura meyakini bahwa belajar
membutuhkan situasi alami natural. Ia berpendapat bahwa anak kecil meniru apa
yang ada disekitar mereka sebagai bagian dari proses belajar mereka. Melalui
penerapan, pengetahuan atau kemampuan ini menjadi bagian dari kode internal.
Didalam ruang kelas, perspektif psikologi sosial mungkin terlihat sebagai
konskuensi dari perilaku tertentu yang ditampilkan oleh kelompok. Sebagai misal
jika seseorang berbicara melebihi gilirannya maka aturan kelas mengingatkan
bahwa siswa tersebut akan melampaui periode jeda. Atau, contoh lainnya adalah
“Tingkatan Bintang Emas”, didalam ruang kelas yang menampilkan nama-nama siswa
dengan bintang-bintang karena keberhasilan menyelesaikan tugas. Kedua jenis
situasi ini membantu para siswa untuk mengamati perilaku yang tepat yang
diharapkan atas diri mereka dalam situasi belajar.
Penelitian awal dibidang psikologi
sosial oleh Badura dan Vygotsky mengindikasikan mereka mengalami kesulitan
memahami bagaimana behavioris bisa mengabaikan keadaan sosial atau lingkungan
di sekitar pembelajar. Keduanya berpendapat pembelajar tidak belajar dalam
lingkungan yang terisolasi atau terpisah dari pembelajar lainnya. Vygotsky
menyakini bahwa proses kognitif terus berubah dan mempengaruhi perkembangan
pemikiran yang lebih tinggi pada individu. Ia menyakini bahwa tingkat pemikiran
ini merupakan bentuk penalaran kultur atau berpikir seperti orang-orang yang
ada disekitar para siswa. Dengan kata lain orang-orang masyarakat mempengaruhi
cara berpikir dan belajar para siswa dan pengaruh ini berbeda-beda menurut
masyarakat dan kelompok kulturnya.
Salah satu contoh bagaimana gagasan
badura cocok dengan situasi ruang kelas adalah seorang guru mencontohkan
penggunaan fitur “Tracking” dan “Insert comments” dari MS Word untuk menyunting
makalah siswa. Guru berbicara tentang apa yang sedang ia dikerjakan sementara
para siswa menyimak keterampilan yang sedang dicontohkan untuk mereka. Setelah
menampilkan kepada para siswa proses menambahkan perubahan dan menyelipkan
komentar, para siswa kemudian diberikan pengalaman langsung di mana bisa mempraktikkan keterampilan ini sambil
dipandu oleh guru. Guru bisa memeriksa suntingan makalah ini para siswa dan
memberikan umpan balik tambahan terkait dengan seberapa baik pekerjaan para
siswa dalam mempelajari keterampilan baru ini.
B. OBJEK DAN METODE PSIKOLOGI SOSIAL
1. Objek Psikologi Sosial
Objek psikologi adalah manusia dan kegiatan-kegiatannya,
sedang objek psikologi sosial adalah kegiatan-kegiatan sosial atau
gejala-gejala sosial.
Alfred Adler, seorang ahli psikologi
berhasil membina psikologi yang disebut individual psikologi yang menjelaskan
bahwa jiwa manusia adalah suatu kesatuan, sesuatu yang tidak dapat dipisahkan,
dan mereaksi lingkungan juga secara keseluruhan dengan individu yang satu
berbeda dengan individu yang lain. Di samping itu manusia sebagai makhluk
individual tidak hanya dalam arti makhluk keseluruhan jiwa raga, melainkan juga
merupakan pribadi yang khas.
G.W. Allport menyatakan “
Kepribadian adalah organisasi dinamis daripada sistem-sistem psycho-physik dalam individu yang turut
menentukan cara-cara yang unik/khas dalam menyesuaikan dirinya dengan
lingkungannya. Oleh karena itu, apabila individu yang satu dibandingkan dengan
individu yang lain, akan Nampak perkembangan yang berbeda-beda, walaupun
keadaan kehidupannya sama. Bahkan antara 2 individu yang berketurunan sama,
atau anak kembar yang berasal dari satu telur, toh kegiatan-kegiatannya masih
terdapat perbedaan.
R.S Woodworth dalam bukunya psychology sependapat dengan Allport.
Manusia sejak lahir sampai mati selalu hidup di dalam masyarakat. Tidak mungkin
manusia itu hidup sebagai manusia yang normal, apabila ia hidup di luar
masyarakat. Jelaslah bahwa manusia tidak mungkin dapat hidup dengan baik tanpa mengadakan
hubungan dengan manusia lain, baik hubungan maupun pergaulan dengan orang
tuanya, teman sebaya atau kelompok-kelompok sosial yang lain.
2. Metode Psikologi Sosial
Metode yang dipakai dalam psikologi sosial pada dasarnya
sama dengan metode-metode psikologi. Metode-metode tersebut antara lain :
a.
Metode
Eksperimen
Metode ini dipakai pertama kali oleh
Wilhelm Wundt. Agar metode ini dapat mencapai hasil yang dapat
dipertanggung-jawabkan, maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
-
Kita
harus dapat menentukan waktu terjadinya gejala yangt ingin kita selidiki.
-
Kita
harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala yang ingin kita selidiki, dan harus
mengamatinya dengan perhatian yang khusus.
-
Tiap-tiap
pengamatan/observasi harus dapat kita ulangi dalam keadaan yang sama.
-
Kita
harus dapat mengubah-ubah dengan sengaja syarat-syarat keadaan eksperimen.
Metode eksperimen dimaksudkan untuk
menyelidiki suatu gejala dengan perhatian yang khusus, sehingga dapat
memperoleh keterangan yang lebih mendalam tentang gejala tersebut.
b.
Metode
Survey
Metode ini biasanya digunakan untuk
mengumpulkan keterangan mengenai kelompok tertentu yang ingin diselidiki. Dalam
pelaksanaan, biasanya dengan menggunakan wawancara, observasi atau angket
sebagai alat untuk mengumpulkan keterangan-keterangannya.
c.
Metode
Observasi
Yaitu suatu cara untuk mengumpulkan
keterangan-keterangan yang diinginkan dengan jalan mengadakan pengamatan secara
langsung. Dalam hal ini penyelidik melaksanakan penyelidikannya dengan panca
indera secara aktif, terutama penglihatan dan pendengarannya.
Menurut Pauline V. Young observasi
diartikan observation is a systematic and
deliberate study throught the eyes of spontaneous accurrences at they accur.
The purposeof observation is to percive the nature and extent of significant
interlatedelement with complex social phenomena culture patterns or human
conduct.
Jadi observasi merupakan suatu
penyelidikan yang dijalankan secara
sistematis, dan dengan sengaja diadakan dengan menggunakan alat indera
(terutama mata) terhadap kejadian-kejadian yang langsung ditangkap pada waktu
kejadian itu terjadi. Ini berarti bahwa observasi tidak dapat digunakan
terhadap kejadian-kejadian yang sudah lewat. Oleh karena dalam observasi
menggunakan indera, maka hasil observasi menjadi baik, salah satu hal yang
dituntut ialah menggunakan alat indera dengan sebaik-baiknya.
C.
APLIKASI LANDASAN TEORI PSIKOLOGI DALAM TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Lumsdaine berpendapat bahwa ilmu perilaku, khususnya teori belajar, merupakan ilmu yang utama untuk memperkembangkan teknologi pembelajaran. Bahkan Deterline berpendapat bahwa teknologi pembelajaran merupakan aplikasi teknologi perilaku yaitu menghasilkan perilaku tertentu secara sistematik guna keperluan pembelajaran (Miarso, 2011 : 111).
Dalam pengembangan teknologi pendidikan yang senantiasa berhubungan dengan program pendidikan untuk kepentingan peserta didik, maka landasan psikologi mutlak harus dijadikan dasar dalam proses pengembangan teknologi pendidikan. Perkembangan yang dialami oleh peserta didik pada umumnya diperoleh melalui proses belajar. Guru sebagai pendidik harus mengupayakan cara / metode yang lebih baik untuk melaksanakan proses pembelajaran guna mendapatkan hasil yang optimal, dalam hal ini proses pembelajaran mutlak diperlukan pemikiran yang mendalam dengan memperhatikan psikologi belajar
Selain itu aplikasi psikologi sosial dalam teknologi pendidikan adalah yang menyangkut dengan aspek-aspek perilaku dalam ruang lingkup belajar mengajar. Secara psikologis, manusia adalah mahluk individual namun juga sebagai makhluk social dengan kata lain manusia itu sebagai makhluk yang unik. Maka dari itu kajian teori dalam psikologi dalam Teknologi pendidikan seharusnya memperhatikan keunikan yang dimiliki oleh setiap individu baik ditinjau dari segi tingkat kecerdasan, kemampuan, sikap, motivasi, perasaan serta karakteristik-karakteristik individu lainnya. Dan strategi belajar seperti itu terdapat dalam kajian ilmu Teknologi Pendidikan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengaplikasian teori psikologi terhadap teknologi pendidikan sangat erat karena dalam membuat strategi belajar dan untuk mengetahui tehnik belajar yang baik maka terlabih dahulu kita sebagai guru harus mengerti ilmu jiwa.
Lumsdaine berpendapat bahwa ilmu perilaku, khususnya teori belajar, merupakan ilmu yang utama untuk memperkembangkan teknologi pembelajaran. Bahkan Deterline berpendapat bahwa teknologi pembelajaran merupakan aplikasi teknologi perilaku yaitu menghasilkan perilaku tertentu secara sistematik guna keperluan pembelajaran (Miarso, 2011 : 111).
Dalam pengembangan teknologi pendidikan yang senantiasa berhubungan dengan program pendidikan untuk kepentingan peserta didik, maka landasan psikologi mutlak harus dijadikan dasar dalam proses pengembangan teknologi pendidikan. Perkembangan yang dialami oleh peserta didik pada umumnya diperoleh melalui proses belajar. Guru sebagai pendidik harus mengupayakan cara / metode yang lebih baik untuk melaksanakan proses pembelajaran guna mendapatkan hasil yang optimal, dalam hal ini proses pembelajaran mutlak diperlukan pemikiran yang mendalam dengan memperhatikan psikologi belajar
Selain itu aplikasi psikologi sosial dalam teknologi pendidikan adalah yang menyangkut dengan aspek-aspek perilaku dalam ruang lingkup belajar mengajar. Secara psikologis, manusia adalah mahluk individual namun juga sebagai makhluk social dengan kata lain manusia itu sebagai makhluk yang unik. Maka dari itu kajian teori dalam psikologi dalam Teknologi pendidikan seharusnya memperhatikan keunikan yang dimiliki oleh setiap individu baik ditinjau dari segi tingkat kecerdasan, kemampuan, sikap, motivasi, perasaan serta karakteristik-karakteristik individu lainnya. Dan strategi belajar seperti itu terdapat dalam kajian ilmu Teknologi Pendidikan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengaplikasian teori psikologi terhadap teknologi pendidikan sangat erat karena dalam membuat strategi belajar dan untuk mengetahui tehnik belajar yang baik maka terlabih dahulu kita sebagai guru harus mengerti ilmu jiwa.
Lima Hubungan Dalam Aplikasi
Psikologi Sosial Dalam Situasi Pembelajaran
Psikologi
pembelajaran yang terjadi di sekolah, ketertarikan antar pribadi, memegang
peranan penting dalam menerangkan tingkah laku. Dalam hal ini seorang guru yang
mengajar dengan cara yang sama tetapi memperoleh hasil yang berbeda dapat
diterangkan bahwasanya latar belakang masing-masing murid yang terikat dalam
satu ikatan kelas itu berbeda satu sama lain, baik orientasi, kepribadian
maupun latar belakang yang lain. Pengaruh lingkungan yang berbeda akan
menghasilkan tingkah laku murid yang berbeda pula. Jelaslah lingkungan di mana
berlangsung proses pembelajaran itulah kiranya dapat menerangkan mengapa guru
memperoleh hasil yang berbeda meskipun mengajar dengan cara yang sama. Tingkah
laku secara individual di dalam lingkungan pendidikan merupakan situasi yang
memerlukan perhatian para ahli psikologi sosial, meskipun psikologi sosial itu
sendiri secara relative merupakan ilmu pengetahuan yang masih muda. Banyak
hal-hal dalam dunia pendidikan yang perlu diteliti oleh para ahli psikologi
sosial dan ini sangat membantu dan bermanfaat bagi para pendidik dalam memahami
tingkah laku anak didiknya. Ada lima model hubungan dalam aplikasi psikologi
sosial dalam situasi pembelajaran yaitu.
1. Getzels
dan Thelen
Pada tahun1960 Getzels dan Thelen
menulis tentang aplikasi psikologi sosial terhadap situasi pembelajaran yang
berguna dalam mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku
belajar di kelas. Pendekatannya didasarkan pada pengujian tingkah laku
individual di dalam hubungan kelompok. Kelompok kelas ini dilihat tujuannya,
peserta atau anggotanya ke pemimpinnya, hubungan terhadap kelompok lain,
sebagai satu cara yang penting untuk menyelidiki bagaimana kelas sebagai suatu
kelompok mempengaruhi tingkah laku anggotanya. Di samping itu cara ini
dikembangkan untuk melukiskan bahwa kelompok kelas merupakan sistem sosial yang
terdiri dari faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku seseorang.
Getzels dan Thelen mengajukan model
sebagai berikut :
B
= f (R x P)
Keterangan :
B
= tingkah laku yang diamato
R
= pengharapan peranan dalam satu situasi
P
= personality atau kepribadian individu yang dibatasi oleh kebutuhan
Konsep yang dikembangkan Getzels dan
Thelen ini khususnya berguna di dalam mengorganisasi pengaruh sosial dan
tingkah laku individu di dalam suatu kelompok kelas. Mereka menunjujjan
bagaimana kepribadian saling berhubungan dengan pengaruh lembaga atau intuisi.
Kuatnya model ini adalah pada dinamika perubahan sistem sosial yang
mempengaruhi tingkah laku dan organisasi dan banyak faktor yang membantu dalam
proses ini.
2. Brookover
Wilbur Brookover dan Edsel Erickson
mengembangkan konsep psikologi sosial formal tentang belajar pertama. Ada tiga
dasar teorinya yaitu.
a.
Tingkah laku pengambilan keputusan yang
disengaja adalah fungsi dari hasil pengamatan kegiatan sosial.
b.
Hasil pengamatan kegiatan sosial berbeda
dari hasil yang diinginkan sebagai faktor pembuatan keputusan, meskipun
aspirasi dan rencana dalam waktu yang sama bisa sama untuk seorang individu,
cognisi dan afeksi ini akan menjadi berbeda di dalam isi dan fungsinya.
c.
Jika tingkah laku yang disengaja adalah
fungsi dari aspirasi, aspirasi ini cenderung mempengaruhi seseorang mengenai
harapan yang bisa terjadi untuk masa yang akan datang.
Brookover
dan Erickson mengidentifikasi adanya 4 faktor utama yang mempengaruhi bagaimana
interaksi antar pribadi membentuk konsep diri, dan akhirnya proses pembuatan
keputusan itu menentukan tingkah laku.
1.
Keperluan peranan untuk diri sendiri
2.
Konsep diri tentang kecakapan
3.
Nilai instrumental diri
4.
Nilai intrinsic dirinya
Secara singkat model ini mengorganisasi
kekuatan psikologi sosial yang mempengaruhi tingkah laku belajar. tingkah laku
tergantung pada proses kognitif dari pembuatan keputusan.
3. Bandura
Karya yang sangat terkenal dari Bandura
menempatkan suatu interpretasi yang lain pada interaksi seseorang dengan
situasi. Bandura menghubungkannya dengan teori belajar sosial, suatu pendekatan
yang melihat tingkah laku sebagai interaksi timbal balik yang terus menerus
antara seseorang dan lingkungan. Bandura mengidentifikasikan 4 kategori
pengaruh sebagai faktor yang menentukan hakikat dan akibat dari gejala
peniruan.
a.
Kategori yang pertama ini melibatkan
perhatian, bagaimana kuatnya perangsang model ini diamati.
b.
Kategori yang memusatkan pada kegiatan
ingatan dari tingkah laku yang diamati.
c.
Komponen ini memusatkan bagaimana
penyajian secara simbolik itu mengubah tingkah laku.
d.
Kategori ini meliputi faktor motivasi
dan penguatan
4. Rotter
Julian Rottter (1954) telah
mengkombinasikan 2 kecenderungan di dalam psikologi, teori hubungan
Stimulus-Respon (S-R) dari teori cognitive atau Field Theory, untuk
mengembangkan suatu teori belajar sosial dan kepribadian yang berbeda dengan
Bandura. Rotter berpendapat bahwa ada 3 faktor di dalam lingkungan sosial yang
mempengaruhi berbagai pilihan tingkah laku individu :
a.
Expextancy
b.
Reinforcement Value
c.
Psychological situation
5. Mischel
Walter Mischel mengusulkan satu teori
belajar sosial cognitive, satu pendekatan unit dasar studi yang bergeser dari
individu ke kegiatan cognitive dan psikologi sosial ke konsep tingkah laku di
dalam hubungannya dengan interaksi seseorang dengan situasi.
Secara lebih khusus ia mengusulkan 5
kategori variable seseorang yang membatasi bagaimana seseorang menerima dan
mempersatukan perangsang di dalam lingkungan untuk membangtu menerangkan
tingkah laku.
a.
Kemampuan penyusunan, kecakapan menyusun
(menghasilkan) cognisi dan tngkah laku tertentu.
b.
Menyusun strategi dan membentuk pribadi.
c.
Harapan hasil tingkah laku dan hasil
stimulus di dalam situasi tertentu.
d.
Nilai stimulus yang subjektif.
e.
Sistem pengaturan diri dan
perencanaan.
KESIMPULAN
Psikologi
berasal dari kata Yunani “psyche”
yang artinya jiwa, dan “logos” yang
artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi (menurut arti kata) psikologi
artinya Ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam
gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya.
Psikologi memberikan wawasan bagaimana memahami perilaku
individu dalam proses pendidikan. Terutama dizaman kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi sekarang ini. Para ahli berusaha untuk meningkatkan mengajar itu
menjadi suatu ilmu. Teknologi pendidikan memberikan pendekatan sistematis dan
kritis tentang proses pembelajaran.
Proses belajar merupakan orientasi
teknologi pendidikan. aplikasi pengembangan teknologi pendidikan dalam proses
belajar sangat dipengaruhi oleh ilmu perilaku(teori psikologi) adapun yang
menjadi landasan teori psikologi antara lain psikologi perkembangan, psikologi
pendidikan dan psikologi sosial yang berkaitan erat dalam proses pengembangan
teknologi pendidikan.
Psikologi sosial merupakan perkembangan Ilmu Pengetahuan
yang baru, dan merupakan cabang dan Ilmu Pengetahuan Psikologi pada umumnya.
Ilmu tersebut menguraikan tentang kegiatan-kegiatan manusia dalam hubungannya
dengan situasi-situasi sosial, seperti situasi kelompok, situasi massa dan
sebagainya; termasuk di dalamnya interaksi antar orang dan hasil kebudayaannya.
Aplikasi psikologi sosial dalam
teknologi pendidikan adalah yang menyangkut dengan aspek-aspek perilaku dalam
ruang lingkup belajar mengajar. Secara psikologis, manusia adalah mahluk
individual namun juga sebagai makhluk social dengan kata lain manusia itu
sebagai makhluk yang unik. Maka dari itu kajian teori dalam psikologi dalam
Teknologi pendidikan seharusnya memperhatikan keunikan yang dimiliki oleh
setiap individu baik ditinjau dari segi tingkat kecerdasan, kemampuan, sikap,
motivasi, perasaan serta karakteristik-karakteristik individu lainnya. Dan
strategi belajar seperti itu terdapat dalam kajian ilmu Teknologi Pendidikan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengaplikasian teori psikologi terhadap teknologi pendidikan sangat erat karena dalam membuat strategi belajar dan untuk mengetahui tehnik belajar yang baik maka terlabih dahulu kita sebagai guru harus mengerti ilmu jiwa.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengaplikasian teori psikologi terhadap teknologi pendidikan sangat erat karena dalam membuat strategi belajar dan untuk mengetahui tehnik belajar yang baik maka terlabih dahulu kita sebagai guru harus mengerti ilmu jiwa.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi,
Abu. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Miarso, Yusufhadi., 2011. Menyemai Benih
Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Syah,
Muhibbin., 2009. Psikologi Belajar. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Amarlis, 2013 . Landasan Teori Psikologi. http://blogmarlis.blogspot.com/2013/05/makalah-landasan-teori-psikologi.html. diakses pada tanggal 07 Oktober 2013.