Selasa, 24 Desember 2013

TEORI INFORMASI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PENDAHULUAN
Pengertian Informasi
Menurut McLeod & Schell (2007, 15), informasi adalah data yang telah diproses atau data yang memiliki arti, biasanya informasi menjelaskan sesuatu yang belum diketahui kepada user.
Menurut O’Brien (2007, 29), informasi adalah data yang telah diubah menjadi konteks yang berarti dan berguna bagi pemakai akhir tertentu.
Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah sekumpulan data yang telah diolah atau diproses
sehingga memiliki arti untuk diketahui atau digunakan oleh pengguna tertentu.

Pengertian Sistem Informasi
Menurut O’Brien (2007, 45), sistem informasi adalah gabungan yang terorganisasi dari manusia, perangkat lunak, perangkat keras, jaringan komunikasi, dan sumber daya data dalam mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam organisasi.

Teori Sistem Informasi
Penggunaan sistem komputer di dalam kegiatan manajemen. Sering disebut manajemen sistem informasi : perencanaan sistem, perawatan,sampai pengukuran kinerja. Mencakup mesin atau perangkat keras, perangkat lunak, dan manusia (perancang, pengelola, pengguna) serta segala persoalan dan perilaku mereka.
Gregor (2005), mengatakan sistem informasi adalah bidang pengetahuan tentang dunia sistem fisik, dunia perilaku manusia, dan dunia artefak buatan. Menolak pandangan bahwa sistem informasi merupakan bagian dari “organizational behaviour” dan bukan juga tentang teknologi semata, seperti yang dikaji oleh ilmu
komputer.
Lee (2001), penelitian di bidang ini mengkaji sistem informasi
lebih dari sekedar sistem teknologi, atau hanya sistem sosial,
atau bahkan
keduanya saling berdampingan, di samping itu untuk mencari fenomena yang muncul ketika keduanya berinteraksi.
Teori Sistem Informasi
Pada pertengahan abad XX dimulai penyelidikan terhadap peran data dan informasi tentangbarang dan jasa dalam pengelolaan ekonomi.
Tiga ilmuwan pionir: Friedrich von Hayek, George B. Richardson, dan Jacob Marschak mengarahkan perhatian peneliti kepada fenomena institusi ekonomi/bisnis sebagai organisasi yang mengendalikan proses pengambilan keputusan dan pengolahan informasi.
Teori kekayaan informasi dalam sebuah organisasi (Information Richness Theory
atau IRT) diperkenalkan oleh Daft dan Lengel (1986) untuk menjawab pertanyaan sentral, “mengapa sebuah organisasi perlu mengolah informasi”
.           Organisasi selalu menghadapi dua persoalan besar yang berkaitan dengan informasi, yaitu ketidak-pastian (uncertainty) dan ketidak-jelasan (equivocality).
Markus (2002) menghimpun berbagai pemikiran tentang penolakan atau resistensi terhadap sistem informasi ragam teori resistensi
(theories of resistance). Titik tolak : sikap manusia terhadap teknologi (Rob Kling, 1980). Ada tiga sumber penolakan :
–di dalam diri orang atau kelompok dalam sebuah organisasi,
–sifat dan karakter teknologi yang terkandung sistem informasi
–interaksi antara karakteristik orang dalam suatu organisasi dan karakteristik sistem itu sendiri
Technological frames analysis (Orlikowski & Gash, 1991) mengajukan teori tentang bagaimana asumsi, harapan,dan pengetahuan orang-orang tentang teknologi informasi mempengaruhi penerimaan aplikasi TI dalam suatu organisasi.
Frame di sini diartikan sebagai sebuah cognitive device
di kepala manusia. Konsep tentang ‘frame’ dalam kajian sistem informasi dapat dilacak ke belakang sampai ke Boland (1978) yang beranggapan bahwa kesenjangan pemahaman antara pengguna sistem dan analis-sistem muncul akibat kesenjangan dalam cognitive frame ini.

Cognitive effort perspective (Payne, et al, 1993) dan teori Production Paradox (Carroll dan Rosson, 1987) dipakai dalam penelitian sistem informasi untuk meneliti mengapa pengguna tidak mau menggunakan informasi yang tersedia dalam sebuah sistem. Teori-teori ini mengaitkan proses informasi dengan
struktur kognisi seseorang.

TEORI PENGOLAHAN INFORMASI
Penelitian pengolahan informasi menitik beratkan usahanya pada pelacakan dan pemberian urutan operasi pikiran dan hasilnya, yang berupa informasi dalam pelaksanaan tugas kognitif tertentu ( Anderson,1980, hlm.13). bidang lain yang termasuk dalam psikologi kognitif ialah sub ranah bahasa perumpamaan, memori, persepsi, intelegensi buatan, dan perkembangan kognitif.
Istilah “pengolahan Informasi” mengandung pengertian adanya pandangan tertentu kearah studi individu. Pusat perhatiannya adalah cara bagaimana orang mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang
diterima setiap hari dari lingkungan sekeliling.
Teori pengolahan informasi berbeda dengan teori belajar yang khas dalam tiga hal:
1. Tidak bercirikan karya satu orang teoritikus saja atau suatu rancangan penelitian tertentu.
2. Adanya perpecahan pandangan filosofis dalam bidang kognitif
3.Derajat penekanannya pada soal belajar.


Prinsip Belajar
Dalam rancangan pengolahan informasi ada dua bidang yang penting secara khusus bagi belajar. Yang pertama, penyelidikan mengenai proses orang memperoleh dan mengingat informasi. Yang kedua, penelitian mengenai siasat yang dipakai orang dalam memecahkan masalah.
Asumsi Dasar
Dalam tahun 1960-an memori manusia mulai dipandang sebagai suatu struktur yang rumit dalam mengolah dan mengorganisasi semua pengetahuan kita. Memori bukanlah sebuah gudang yang pasif, tetapi suatu system yang ada organisasinya dan aktif.
Cara bagaimana pengetahuan digambarkan dan disimpan dalam memori
Konsep multitahap . Ada tiga struktur memori dalam konsep ini:
• Pencatat pengindraan
• Penyimpanan jangka pendek
• Penyimpanan jangka panjang
Konsep keadaan
Bahwa informasi itu tidak berada dalam keadaan inaktif atau aktif. Keadaan aktif bersifat sementara dan disebut memori jangka pendek atau memori kerja. Konseptualisasi memori jangka pendek sebagai keadaan informasi yang aktif juga memungkinkan akomodasi proses yang secara kualitatif berbeda. Termasuk dalam pengertian ini adalah pengaktifan proses otomatis dari keterampilan yang dipelajari sampai derajat kemahiran yang tinggi maupun pengaktifan hal-hal yang menuntut perhatian selektif.
Perekaman informasi (informasi simpanan) bukanlah salinan masukan stimulus
yang sama benar dengan aslinya. Penyebabnya adalah:
• Isyarat-isyarat fisik yang diterima indera bukanlah representasi yang sempurna
dari dunia
• Pengubahan (transformasi) atau penyandian kembali memperbesar kemungkinan informasi dapat diingat kembali dengan mengorbankan rinciannya.
Ada dua bentuk informasi simpanan:
• Model dual-kode
Ciri esensial model ini adalah bahwa informasi bisa disimpan dalam memori jangka panjang dalam bentuk visual atau verbal.
• Model jaringan verbal
Model ini berpendapat bahwa representasi akhir dari informasi ialah dalam bentuk verbal dan bahwa citra itu disusun dari sandi-sandi verbal.
Ada tiga jenis umum model verbal:
• Model jaringan semantik.
Model ini menggunakan simpai-simpai untuk menggambarkan konsep dan konsep superordinat dalam hubungan hirarki.
• Model gugus
Model ini menggunakan gugus untuk melukiskan kata-kata yang dikelompokan dalam memori di gugus-gugus tertentu.
• Model proposional
Model ini menyebutkan proposisi kata-kata lepas sebagai balok-baloksebagai penyusun memori.


Skema
Dual –kode dan model jaringan proposional atau semantik mendeskripsikan representasi butir-butir pengetahuan khusus tertentu didalam memori. Akan tetapi, operasi kognitif itu rupanya dikendalikannya oleh prganisasi pengetahuan yang lebih basar. Struktur pengetahuan ini disebut skema. Skema sebagai struktur data yang merupakan kenyataan konsep-konsep generic yang mendasari obyek, kejadian, dan tindakan.
Pentingnya skema adalah bahwa skema itu mencerminkan fungsi untuk memori jangka panjang selain berfungsi sebagai tempat penyimpanan informasi. Fungsi tersebut ialah:
1. Memberikan suatu format tempat data baru bisa cocok dan dipahami
2. Sebagai pedoman untuk mengarahkan perhatian dan untuk melakukan pencarian yang tertuju pada lingkungan
3. Mengisi kekurangan informasi yang diperoleh dari lingkungan
Asumsi dasar
Asumsi pokok yang mendasari teori-teori pengolahan informasi menyebutkan hakikat sistem memori pada manusia dan representasi pengetahuan didalam memori. Penerapan dikelas atas penerapan teori ini adalah berasal dari asumsi bahwa memori manusia itu suatu sistem yang aktif, yang menyeleksi, mengorganisasi dan mengubah menjadi sandi informasi dan keterampilan bagi penyimpanannya untuk dipelajari. Dengan demikian asumsi utama yang para ahli teori kognitif bersepakat bahwa belajar yang berhasil tergantung lebih pada tindaka si belajar ketimbang pada hal-hal yang ada di lingkungan.
Komponen Pembelajaran
Dalam hal memperoleh informasi baru maka prosesnya yang esensial adalah :
1. Perhatian yang ditujukan pada stimulus
2. Pengkodean stimulus itu’
3. Penyimpanan dan mendapatkan kembali (retrival) kode dalam ikhtisar
Karena itu, pembelajaran untuk maksud fase penerimaan belajar itu pertama-tama harus mengarahkan perhatian siswa ke informasi (stimulus) sesuai yang aka dipelajari, memudahkan peserta didik menerima informasi yang cermat dan lengkap. Dengan kata lain, pertanyaan penting yang mula-mula harus dijawab dalam pembelajaran ialah sudahkah informasi diterima di dalam memori kerja peserta didik.
Penerapan Dalam Pendidikan
Tidak seperti teori belajar yang lain, teori pengolahan informasi sebagai suatu bidang pengetahuan tidak diterjemahkan secara langsung untuk keperluan pelaksanaan kurikulum. Penerapannya di kelas cenderung menggunakan suatu konstruk tertentu, konsep, asas, atau kaidah dalam suatu mata pelajaran tertentu. Misalnya konsep skema dan penggunaan elaborasi telah dipakai dalam mengajarkan membaca. Sedangkan hasil-hasil dari penelitian pemecahan masalah deiterapkan dalam pelajaran sains dan matematika.
Soal-soal pelajaran dikelas oleh teori pengolahan informasi ialah yang ada kaitannya secara langsung dengan proses kognitif. Dalam pengelolaan belajar di kelas, menurut teori ini harus dicari tahu perbedaan antar individu, Kesiapan peserta didik untuk belajar, dan motivasi peserta didik mengikuti pelajaran di kelas. Teori pengolahan informasi memberikan persepektif baru dalam pengelolaan pembelajaran yang akan menghasilkan belajar yang efektif. Terutama
dalam hal proses kognitif dalam pembelajaran, meliputi :
1. Mengajarkan pemecahan masalah
2. Konteks sosial untuk belajar.
3. Mengembangkan rencana pembelajaran di kelas.

Arti penting rancangan pembelajaran dalam pengolahan informasi ialah bahwa makna logis pengetahuan itu diubah menjadi makna psikologi. Makna logis ialah hubungan antara lambang, konsep, dan aturan mengenai bidang ajaran. Makna psikologis ialah hubungan antara lambag, konsep, dan aturan dengan struktur kognitif siswa. Berikut ini adalah strategi pembelajaran dikelas yang dapat dikembangkan sesuai dengan teori ini :
Pemahaman Pengetahuan
Langkah 1 :   
Menyusun pengisayaratan guna membimbing peneriman peserta didik yang baru.
1.      Pertanyaan informal apa yang akan disampaikan pada struktur kognitif yang ada peserta didik.
2.      Apakah pelajaran mempunyai tujuan yang dirumuskan secara luas atau pertanyaan tentang maksud yang dapat mengarahkan perhatian pserta didik.
3.      Bagaimana penegtahuan atau keterampilan yang baru akan dapat meningkatkan atau menambah pengetahuan yang sekarang pada peserta didik.
Langkah 2 :
Memilih atau mengembangkan dukungan konseptual yang akan memperlancar
pengkodean informasi.
1.      Informasi apa yang harus dimasukan dalam organiser muka sehingga dapat menghubungkan pengetahuan siswa dengan pokok bahasan yang baru.
2.      Konsep, episode apa saja yang sudah didapat peserta didik yang dapat dipakai untuk menjelaskan istilah, definisi, atau konsep baru.
3.      Adakah pertanyaan pembantu di dalam buku pelajaran yang dapat dipakai sebagai dasar untuk gladi sekunder.
4.      Apakah pokok-pokok logis dalam pembelajaran yang harus diikuti peserta didik dalam gladi sekunder (yaitu, elaborasi, visual dan atau verval) Apa beberapa contoh citra asosiatif da sandi verbal yang dapat diberikan kepada para peserta didik.
Langkah 3 :
Membuat pengisyaratan yang aka membantu retrival informasi yang telah
dipelajari. Meliputi :
1.      Apakah beberapa perbandingan dengan konsep, istilah atau gagasan yang berkaitan yang dapat dilakukan. Misalnya, jika konsepnya ialah morfem itu bisa dikontraskan dengan fonem dan dibandingkan dengan istilah kata.
2.      Pertanyaan inferensi apa dapat digunakan untuk mengakhiri pelaang baru dalam pembelajaran.
Pemecahan masalah
Langkah-langkah berikut disarankan dalam merencanakan pembelajaran untuk tujuan keterampilan pemecahan masalah, yaitu :
Langkah 1 :
Menganalisa sifat masalah, terdiri dari :
Masalah itu menuntut proses apa ? (pengaturan, transformasi, induksi, analisa sejarah dan sebagainya), Apa saja hal-hal yang diketahui dalam masalah dan kendala-kendala yang ada pada pemecahan masalah itu.
Dalam mengembangkan siasat pemecahan masalah secara optimum, langkah-langkah apa yang diperlukan ?
Langkah 2 :
Menganalisa tingkah laku pemecahan masalah yang baru dalam pembelajaran.
1.      Pada unsur masalah mana pemecahan masalah yang belajar lazimnya perhatian dipusatkan, bagaimana unsur – unsur yang berbeda dapat diperhatikan untuk memecahkan masalah.
2.      Unsur-unsur yang apa saja yang biasanya diabaikan dalam pemecahan masalah.
3.      Siasat umum apa yag secara khas dijalankan masalah yang baru yang tidak produktif ?
Langkah 3 :
Menyajikan masalah pada peserta didik dan melaksanakan langkah-langkah yang sesuai untuk membantu peserta didik melalui proses pemecahan masalah. Yaitu :
1.      Membantu siswa mengenali masalah. Kendala-kendala apa saja yang beasal masalah tersebut.
2.      Membantu siswa dalam merumuskan sub tujuan, membuat analisa sejarah, dan strategi yang cocok untuk mengatasi masalah itu.
Dorong peserta didik untuk mengutarakan secara lisantujuan masalah dan strategi pemecahan masalah sebelum memulai mengambil langkah. Jika masalah bersifat fisik , dorong siswa untuk memvisualisaikan masalah itu.
3.      Memberikan pengarahan kembali jika perlu.
Kekurangan teori pengolahan informasi.
1. Belajar bukan merupakan pokok yang diteliti, karena itu penerapan untuk pengajaran dikelas harus ditarik secara tidak langsung.
2. Model komputer untuk proses kognitif mungkin atau mungkin juga tidak sahih.
Sedangkan kelebihan dari teori pengolahan informasi dapat dideskripsikan bahwa dari teori ini diketahui pentingnya rancangan pembelajaran untuk proses-proses yang terjadi di dalam pengalihan informasi dari signal masukan menjadi sandi yag bermakna.

KOMPONEN BELAJAR
Penerapan belajar dan penyerdeharnaan pemahaman atas temuan-temuan proses belajar  di jelaskan dalam tiga tahap :
1.    Mengarahkan perhatian ke stimulus
2.    Mengkode stimulus
3.    Penyimpanan dan retrival informasi
Pengenalan pola
Bagian terpenting dari pengolahan informasi ialah hal mengenal isyarat-isyarat fisik pilihan. Proses khusus ini disebut pengenala pola.
Proses dalam analisa ciri.
Pengenalan pola dibimbing oleh dua proses penting yang berlangsung bersama-sama atau secara terpisah.
1.      Pengolah jalan data (data driven processing), juga di sebut pengolah jalan kejadian (even-driven processing dan pengolah bawah ke atas (bottom-up processing).
2.      Pengolahan yang konseptual  atau pengolahan atas-kebawah. Proses ini di bimbing oleh motif, tujuan, dan juga konteks.
Peranan perhatian
Dalam cara bagaimana stimulus diolah penting adanya konsep perhatian, misalnya beberapa pengolaha tidak memerlukan perhatian, pengolahan sepeti ini di sebut otomatik
Dalam mengenali yang lain memerlukan usaha yang terkonsentrasi . tugas demikian disebut proses deliberate karena memerlukan pengawasan yang sadar.


Pengkodean stimulus
Proses deteksi ciri menyebutkan stimulus yang datang, proses mengingatnya disebut pengkodean, mengubah stimulus sehingga bisa disimpan dan di waktu belakang dapat diingat kembali dengan mudah.
Metode pengkodean
Ada dua cara utama mengkodekan , yaitu :
1.        Gladi primer merupakan cara pengulangan-pengulangan informasi yang ingin diingat-ingat .
2.        Gladi elaborative merupakan mengubah informasi denga berbagai cara, informasi itu bisa :
a.    Diubah sehingga ia berhubungan dengan informasi yang disimpan
b.    Digantikan dengan lambang lain
c.    Dilengkapi dengan infrmasi tambahan untuk memudahkan
mengingatnya
Penyimpanan dan Retrival informasi
Maksud proses pengkodean ialah ntuk menyimpan iformasi guna disimpan di dalam memori jangka panjang untuk mendapatkannya dan mengingat kembali, hal itu banyak bergantung pada bentuk bagaimana informasi itu disimpan dan hubungan informasi itu dengan isi sebelumnya dari memori jangka panjang.
Peranan gladi elaborative
Gladi elaborative lebih efektif untuk mengingat kembali yang telah terjadi dalam jangka panjang. Pengulangan atau repitisi membuat segera tersedianya satu butir informasi tertentu akan sedikit saja bisa meningkatkan retensi jangka panjang. Alih-alih untuk meningkatkan ingatan kembali selanjutnya perlu pengolahan secara aktif butir itu melalui elaboratif, transformasi atau pengubahandan seterusnya

Sistem Mnemonik
Cara mnemunik untuk memudahkan mengingat kembali meliputi catatan, kartu pengingat, telepromptr, dan akronim.
Hakikat Belajar yang kompleks
Proses kognitif yang kompleks yang diselidiki para ahli teori pngolah informasi ialah proses pemecahan masalah. Suatu masalah bisa didefinisikan sebagai “suatu keadaan di situ seseorang dimint melakukan tugas yang tidak ditemuinya diwaktu sebelumnya dan utuk itu instruksi yang datang dari luar tidak menyebutkan secar khusus dan lengkap tentang bagaimana cara pemecahnnya
Jenis masalah
Merupakan pasangan dari studi-studi tentang proses pemecahan masalah ialah usaha untuk mengetahui berbagai jenis masalah. Ke-empat jenis masalah itu ialah :
1.      Induksi struktur merupakan masalah analogi dan masaah rangkaian
2.      Tranformasi merupakan masalah memindahkan dan masalah menukarkan
Pengaturan merupakan kombinasi komponen-komponen yang
3.      memenuhi patokan yang ditentukan
4.      Pengaturan hibrida merupakan transformasi dri satu struktur ke struktur yang lain.
Proses Pemecahan Masalah
Menurut Resnick dan Glaser (1976), model menerapkan masalah penemuan atau masalah pengturan hibrida ada 3 langkah umum :
1.    Deteksi masalah
2.    Pemeriksaan
3.    Analisa tujuan
Suatu aneka komponen yang penting dalam model ialah penggunaan awal-awal analisa sarana-tujuan dan bukan identifikasi anak tujuan.
Secara rinci, analisa saran-tujuan itu meliputi :
1.    Asesmen perbedaan antara keadaan sekarang dan keadaan yang dikehendaki
2.    Pencarian operator yang cocok untuk mengurangi adanya perbedaan itu
3.    Penilaian atas hasil
Asas Pembelajaran
Dalam menurunkan asas pembelajaran dari penelitian pengolah informasi paling sedikit ada dua kesulitan yang besar, yaitu :
1.    Proses belajar merupakan banyak proses yang bayak harus diselidiki
2.    Dominannya psikologi kognitif,
KESIMPULAN
Informasi adalah data yang telah diproses atau data yang memiliki arti, biasanya informasi menjelaskan sesuatu yang belum diketahui kepada user.  Dalam proses pembelajaran ada tiga perkembangan penting bagi pendidikan telah muncul dari penekanan pada soal pengolahan informasi ini, yaitu :
Titik berat yang makin besar pada siasat pengolahan yang digunakan pada waktu siswa belajar, kesadaran akan perlunya mengajar ketrampilan proses kognitif secara langsung di bidang pengembangan kurikulum.

DAFTAR PUSTAKA

Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Rogers, Everett M. 1986. Communication Technology And Information The New Media in Society. London: The Free Press.

Ragam Teori Informasi. (2013).
Teori Pengolahan Informasi, (2013).



PROFESI DAN PENDIDIKAN KEAHLIAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PENDAHULUAN
Teknologi Pendidikan merupakan suatu teori, bidang, dan profesi. Sebagai profesi Teknologi Pendidikan terbentuk dari usaha yang direncanakan secara sistematis (terorganisir) guna melaksanakan teori, teknik intelektual dan penerapan praktis Teknologi Pendidikan.
Melihat begitu banyaknya cakupan Teknologi Pendidikan, maka dalam makalah ini akan dibahas hal-hal yang berkenaan dengan Teknologi Pendidikan. Hal-hal tersebut adalah (1) definisi Teknologi Pendidikan, (2) pengertian dan karakteristik profesi, (3) pengertian profesi Teknologi Pendidikan, (4) fungsi profesi Teknologi Pendidikan, (5) tugas pokok Profesi Teknologi Pendidikan, (6) pendidikan keahlian Teknologi Pendidikan, (7) organisasi profesi Teknologi Pendidikan, (8) kode etik Teknologi Pendidikan.
PEMBAHASAN
1.    Definisi Teknologi Pendidikan
Istilah teknologi muncul dari bahasa Yunani “Technologis”. Kata “technie” sendiri mempunyai arti seni, keahlian dan sains, sedangkan logos adalah ilmu. Gaibraith mengartikan teknologi sebagai penerapan yang sistematik dari pengetahuan ilmiah dan terorganisasikan pada hal-hal praktis. Dalam arti sempit teknologi pendidikan adalah media pendidikan, yakni teknlogi yang digunakan sebagai alat bantu dalam pendidikan supaya lebih efektif, efisien dan berhasil guna.
Sedangkan menurut (AECT) Association for Educational Communication and Technology, Teknologi Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks dan terpadu denga melibatkan peralatan, ide, prosedur, orang dan organisasi untuk menganalisis permasalahan, menemukan problem solving, melakukan evaluasi serta mengelola pemecahan masalah yang berkaitan dengan semua aspek belajar manusia.

2.        Pengertian dan Karakteristik Profesi
Pekerjaan tidak sama dengan profesi. Istilah yang mudah dimengerti oleh masyarakat awam adalah: sebuah profesi sudah pasti menjadi sebuah pekerjaan, namun sebuah pekerjaan belum tentu menjadi sebuah profesi. Profesi memiliki mekanisme serta aturan yang harus  dipenuhi sebagai suatu ketentuan, sedangkan kebalikannya, pekerjaan tidak memiliki aturan yang rumit seperti itu. Hal inilah yang harus diluruskan di masyarakat, karena hampir semua orang menganggap bahwa pekerjaan dan profesi adalah sama. 
Beberapa karakteristik dari profesi adalah adanya : (1) suatu teknik intelektual (2) aplikasi teknik tersebut, yang terkait dengan urusan praktis manusia (3) pelatihan dengan periode waktu yang lama, sebelum memasuki profesi tersebut (4) suatu perkumpulan anggota profesi yang tergabung dalam sebuah badan dengan satu komunikasi bermutu tinggi antar anggota anggotanya (5) satu rangkaian pernyataan kode etik dan standar yang disepakati (6) pengembangan teori intelektual dengan penelitian yang terorganisasi.
Dari enam karakteristik diatas maka Teknologi Pendidikan dapat digolongkan sebagai suatu profesi karena memiliki teknik intelektual , praktek aplikasi dari teknik tersebut, pelatihan dengan periode waktu yang panjang, asosiasi & komunikasi antar anggotanya ,kode etik & standar, teori intelektual & penelitian.

3.        Pengertian Profesi dan Posisi Teknologi Pendidikan
1). Pengertian Profesi Teknologi Pendidikan
Miarso (2004:96) mengartikan tenaga profesi teknologi pendidikan sebagai tenaga ahli dan atau mahir dalam membelajarkan peserta didik dengan memadukan secara sistemik komponen sarana belajar meliputi orang, isi ajaran, media atau bahan ajaran, peralatan, teknik, dan lingkungan.
Dalam AECT 1994 telah dirumuskan definisi teknologi pendidikan seperti telah disebutkan dalam latar belakang di atas bahwa: “Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan serta penilaian proses dan sumber untuk belajar”.
Dari kedua definisi itu maka pengertian profesi teknologi pendidikan adalah tenaga ahli yang melakukan teori dan praktek dalam mendesain, mengembangkan, memanfaatkan serta menilai proses dan sumber untuk membelajarkan peserta didik.
2). Posisi Profesi Teknologi Pendidikan
Posisi profesi teknologi pendidikan tidak jauh dari pendidikan itu sendiri. Apabila dikaitkan definisi teknologi pendidikan menurut AECT 1994 dengan UU No. 20 Tahun 2003, maka tampak suatu hubungan yang jelas. Dalam AECT 1994 disebutkan bahwa “Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan serta penilaian proses dan sumber untuk belajar”. Ada beberapa kata dalam definisi di atas terdapat juga di dalam UU No. 20 Tahun 2003 atau yang mempunyai makna yang sama, yaitu pengelolaan, pengembangan dan pelayanan teknis dan semuanya itu tergolong sebagai tenaga kependidikan.

4.    Fungsi Profesi Teknologi Pendidikan
Dari membaca definisi teknologi pendidikan terlebih dahulu maka kita tahu fungsi dari profesi teknologi pendidikan yaitu sebagai suatu profesi yang mencarikan jalan keluar masalah belajar baik individu atau kelompok. Jalan keluar yang diberikan adalah berupa rancangan, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaaan, penilaian dan penelitian terhadap belajar. Selain itu profesi teknologi pendidikan juga sebagai pengembang sumber daya manusia.
Dengan demikian profesi teknologi pendidikan dapat menjadikan orang bertambah kreatif dalam kegiatan belajar sekaligus menjadikan orang bertambah cerdas baik dari jumlah orang yang cerdas maupun mutu dari kecerdasan itu sendiri. Dengan kecerdasan ini berarti akan meningkatkan nilai tambah seseorang sebagai sumber daya manusia, mengatasi masalah belajar baik individu ataupun kelompok, dan juga akan meningkatkan kinerja.



5.    Tugas Pokok Profesi Teknologi Pendidikan
Sama halnya dengan fungsi profesi teknologi pendidikan, tugas pokok profesi teknologi pendidikan ada kaitannya dengan definisi teknologi pendidikan. Kita harus tahu terlebih dahulu definisi teknologi pendidikan, dan selanjutnya membuat suatu rumusan lebih rinci masing-masing kalimat, dengan demikian akan tergambar jelas pokok pokok tugas profesi teknologi pendidikan.
Profesi teknologi pendidikan meliputi desainer, pengembang, pemakai, pengelola dan pengevaluasi, peneliti kegiatan belajar. Chaeruman (2008:2) mengatakan bahwa seorang sarjana teknologi pendidikan dapat menjadi profesi:
  1. Perancang proses dan sumber belajar dengan ruang lingkup pekerjaannya seperti merancang sistem pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran, dan karakteristik pebelajar
  2. Pengembang proses dan sumber belajar dengan ruang lingkup pekerjaannya seperti mengembangkan teknologi cetak, teknologi audiovisual, teknologi berbantuan komputer, dan sebagainya
  3. Pemanfaat atau pengguna proses dan sumber belajar dengan ruang lingkuperjaannya seperti memanfaatkan media pembelajaran, difusi inovasi pendidikan, implementasi dan institusionaliasasi model inovasi pendidikan, serta penerapan kebijakan dan regulasi pendidikan
  4. Pengelola proses dan sumber belajar dengan ruang lingkup pekerjaaannya seperti mengelola proyek, mengelola aneka sumber belajar, mengelola sistem penyampaian, dan mengelola sistem informasi pendidikan
  5. Pengevaluasi (evaluator) atau peneliti proses dan sumber belajar dengan ruang lingkup pekerjaannya seperti melakukan analisis masalah, mengukur acuan patokan, evaluasi formatif, evaluasi sumatif dan meneliti kawasan pendidikan.
Selain itu tugas profesi teknologi pendidikan dikemukakan oleh Miarso (2004:70). Miarso menyebutnya sebagai tugas pokok teknolog pembelajaran atau perekayasa pembelajaran dengan tugasnya sebagai berikut:
  1. pengembangan bidang kajian dan kawasan teknologi/rekayasa pembelajaran
  2. perancangan dan pengembangan proses, sumber dan sistem pembelajaran
  3. produksi bahan belajar
  4. penyediaan sarana dan prasarana belajar
  5. pemilihan dan penilaian sistem dan komponen sistem pembelajaran
  6. pemanfaatan proses dan sumber belajar
  7. penyebaran konsep dan temuan teknologi pendidikan
  8. pengelolaan kegiatan pengembangan dan pemanfaatan sumber belajar
  9. perumusan bahan kebijakan teknologi/ rekayasa pembelajaran.
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat ditarik suatu rumusan tugas pokok profesi teknologi pendidikan seperti berikut ini.
1. Perancang (desainer): tugas ini meliputi mendesain sistem pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran, dan karakteristik pebelajar. Desain sistem pembelajaran adalah prosedur yang terorganisasi yang meliputi langkah-langkah penganalisaan, perancangan, pengembangan, pengaplikasian dan penilaian pembelajaran. Desain pesan adalah perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan. Strategi pembelajaran adalah spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan pembelajaran dalam suatu pelajaran. Karakteristik pebelajar adalah segi-segi latar belakang pengalaman pebelajar yang berpengaruh terhadap efektivitas proses belajarnya (Seels dan Richey, 1994:30).
2. Pengembang (developer): tugas ini meliputi produksi dan penyampaian teknologi cetak, teknologi audio visual, teknologi berbasis komputer dan teknologi terpadu. Contoh teknologi cetak adalah buku-buku, bahan-bahan visual yang statis atau fotografis. Teknologi cetak ini ada dua jenis yaitu teks verbal dan bahan visual. Teknologi audio visual adalah teknologi yang berkaitan dengan mekanik dan elektrik. Audio visual adalah gabungan dari audio (dengar) dan visual (lihat). Ada kemungkinan alat tersebut hanya audio saja dan ada pula kemungkinan audio visual. Sedangkan visual saja termasuk ke dalam teknologi cetak. Teknologi berbasis komputer adalah teknologi yang memanfaatkan komputer baik perangkat lunak maupun perangkat keras. Perangkat lunak berupa program-program komputer yang dapat menampilkan tayangan-tayangan pembelajaran. Sedangkan perangkat keras dapat berupa layar monitor, CPU, LCD, In focus, dan sebagainya. Dalam perkembangannya komputer merupakan alat untuk menampilkan internet, e-mail, dan sebagainya. Teknologi terpadu adalah paduan beberapa jenis media yang dikendalikan oleh komputer. Sebagai contohnya adalah video, film, telekomprens, dan sebagainya ( Seels dan Richey, 1994:30).
3. Pemanfaat/Pengguna (User): tugas ini meliputi pemanfaatan media, difusi inovasi, implementasi dan pelembagaan, dan kebijakan/regulasi. Pemanfaatan media merupakan penggunaan yang sistematis dari sumber untuk belajar. Difusi inovasi adalah proses berkomunikasi melalui strategi yang terencana dengan tujuan untuk diadopsi. Implementasi adalah penggunaan bahan dan strategi pembelajaran dalam keadaan yang sesungguhnya (bukan tersimulasikan), sedangkan pelembagaan adalah penggunaan yang rutin dan pelestarian dari inovasi pembelajaran dalam suatu struktur atau budaya organisasi ( Seels dan Richey, 1994:30).
4. Pengelola (Manager), tugas ini meliputi pengelola proyek, pengelola sumber, pengelola sistem penyampaian, dan pengelola informasi. Pengelola proyek meliputi merencanakan, memonitor dan pengendalikan proyek desain dan pengembangan. Pengelola sumber meliputi merencanakan, memantau, dan mengendalikan pendukung dan pelayanan sumber. Pengelola sistem penyampaian merupakan kegiatan merencanakan, memantau, dan mengendalikan ”cara bagaimana distribusi bahan pembelajaran diorganisasikan”. Sedangkan pengelola informasi adalah merencanakan, memantau dan mengendalikan cara penyimpanan, pengiriman/pemindahan atau pemprosesan informasi dalam rangka tersedianya sumber untuk kegiatan belajar ( Seels dan Richey, 1994:30).
5. Penilai (Evaluator), tugas ini meliputi menganalisis masalah, mengukur yang beracuan patokan, menilai secara formatif dan sumatif. Analisis masalah merupakan kegiatan penentuan sifat dan parameter masalah dengan menggunakan strategi pengumpulan informasi dan pengambilan keputusan. Pengukuran acuan patokan adalah teknik-teknik untuk menentukan kemampuan pebelajar menguasai materi yang telah ditentukan sebelumnya. Penilaian formatif adalah pengumpulan informasi tentang kecukupan dan penggunaan informasi sebagai dasar pengembangan selanjutnya. Sedangkan penilaian sumatif berkaitan dengan pengumpulan informasi tentang kecukupan untuk pengambilan keputusan dalam hal pemanfaatan ( Seels dan Richey, 1994:30).
6. Peneliti (Researcher), tugas ini meliputi kegiatan penelitian yang berkaitan dengan teknologi pendidikan. Kegiatan penelitian ini mencakup penelitian dalam kawasan desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian
6.    Pendidikan Keahlian Teknologi Pendidikan
Untuk dapat berprofesi sebagai teknolog pendidikan, maka pendidikan yang harus ditempuh adalah jenjang perguruan tinggi melalui Program Studi Teknologi Pendidikan pada strata 1, 2, atau 3, tidak semua perguruan tinggi di Indonesia membuka program studi tersebut. Namun sekarang ini sudah banyak perguruan tinggi yang membuka program studi teknologi pendidikan baik strata satu, dua ataupun tiga. Ketiga strata pendidikan ini mempunyai kompetensi yang berbeda-beda.
Pendidikan keahlian Teknologi Pendidikan pada jenjang sarjana S1 ditujukan untuk penguasaan kemampuan :
1. Memahami landasan teori/riset an aplikasi teknologi pendidikan.
2. Merancang pola instruksional
3. Memproduksi media pendidikan
4. Mengevaluasi program dan produk instruksional
5. Mengelola Media dan sarana belajar
6. Memanfaatkan sarana,media,dan teknik instruksional
7. Menyebarkan informasi dan produk teknologi pendidikan
8.Mengoperasikan sendiri dan melatih orang lain dalam mengoperasikan peralatan audiovisual.

Pada Jenjang S2 kompetensi lulusan adalah sebagai berikut :
1.    Menerapkan pendekatan sistem dalam rangka pengembangan
pembelajaran, baik pada tingkat mikro/kelas maupun dalam konteks pendidikan maupun latihan.
2.    Merencanakan kurikulum, pemilihan strategi pembelajaran, serta penilaian pelaksanaannya.
3.  Merancang, memproduksi, dan menilai bahan bahan pembelajaran.
4.  Mengelola Lembaga sumber belajar.
5.  Melatih dan mendidik orang lain dalam berbagai aspek teknologi pendidikan.
6.  Menyebarkan konsep dan aplikasi teknologi pendidikan.

Sedangkan pada jenjang S3 adalah sebagai berikut :
1.  Mampu mengkaji dan menganalisis teori/konsep dan temuan
penelitian dibidang instruksional dan meramunya menjadi sutau teori/konsep pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik budaya Indonesia.
2. Mampu mengidentifikasikan dan mengkaji kebijakan pendidikan dan masalah pelaksanaannya, dan menselaraskannya dengan perkembangan IPTEK dan SOSEKBUD.
3. Mampu melaksanakan sendiri dan memimpin kegiatan penelitian dan pengembangan, baik untuk menguji teori instruksional, maupun menghasilkan inovasi dalam proses dan sistem pendidikan

7.    Organisasi Profesi Teknologi Pendidikan
Di Indonesia, tenaga profesi itu terhimpun dalam wadah Ikatan Profesi Teknologi Pendidikan Indonesia ( IPTPI ) yayng didirikan pada tanggal 27 September 1987. Dasar pertimbangan pendirian organisasai profesi adalah karena makin kompleksnya usaha pendidikan ( termasuk penyuluhan dan pembinaan ) sumber daya manusia, sehingga dirasa perlu adanya forum profesi untuk saling bertukar pengalaman, peningkatan kemampuan dan untuk menjaga keselarasan antara perkembangan IPTEK dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan belajar.
Visi dan misi
Dengan semangat kemitraan menjadi suatu lembaga yang tanggap dan tangguh dalam memberdayakan pemelajar ( learner ), melalui kegiatan merancang, mengembangkan, melaksanakan, menilai dan mengelola proses serta sumber belajar
Misi
IPTPI mempunyai misi memimpin, memberikan keteladan dan kepemimpinan dalam pengembangkan dan peningkatan profesionalitas para anggotanya, agar mereka mampu untuk memberdayakan peserta didik/warga belajar, sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi belajar, sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi serta kondisi dan lingkungan, sehingga peserta didik/warga belajar tersebut mampu menguasai kompetensi yang diperlukan, serta meningkatkan kinerja dan produktivitasnya.
Tujuan
Menghimpun sumber daya untuk menyumbangkn tenaga dan pikiran bagi pengembangan teknologi pendidikan sebagai suatu teori, bidang dan profesi di tanah air, bagi pembedayaan peserta didik/warga belajar serta kemanfaatannya bagi kemajuan bangsa Indonesia.
Program
1. Menyebarkan konsep, prinsip dan prosedur teknologi pendidikan ke seluruh lembaga pendidikan dan pelatihan di Indonesia.
2. Menyebarkan aplikasi teknologi pendidikan kepada masyarakat dengan maksud agar tiap warga negara mendapatkan pengajaran seumur hidup, secara mustari dan cepat, yang mudah dicerna dan diresapi, yang memikat, dan pada tempat dan waktu yang tersebar, dengan memanfaatkan teknologi.
3. Mengusahakan dan membina identitas profesi teknologi pendidikan sebagai suatu lapangan pengabdian, dengan menunjukkan kepemimpinan dalam melaksanakan fungsi, tanggung jawab, jabatan dan kompetensi, sehingga memperoleh pengakuan dan pengukuhan dari pemerintahan dan masyarakat.
4.Bekerjasama dengan lembaga pendidikan dan pelatihan dalam menyelesaikan masalah dalam pembelajaran
5.Bekerjasama dengan lembaga profesi dan pendidikan tinggi di dalam maupun di luar negeri, dalam rangka meningkatkan pengetahuan, pengalaman dan kinerja, serta menghindarkan adanya tumpang tindih dan pertentangan kepentingan.
8.    Kode Etik Profesi Teknologi Pendidikan
Kode Etik Profesi Teknologi Pendidikan Profesi Teknologi pendidikan bukanlah merupakan profesi yang bersifat netral; ia merupakan profesi yang memihak, yaitu memihak pada kepentingan si belajar, agar mereka memperoleh kemudahan untuk belajar. Penerapan teknologi pendidikan pasti mempengaruhi komponen-komponen lain dalam sistem pendidikan. Pengaruh ini pada gilirannya akan membawa akibat terhadap kelembagaan, dan tanggung jawab pendidikan. Seterusnya akan mempengaruhi ekonomi dan masyarakat secara keseluruhan.

Tujuan kode etik ini secara umum adalah :
1.melindungi dan memperjuangkan kepentingan peserta didik.
2.melindungi kepentingan masyarakat, bangsa dan negara
3.melindungi dan membina diri serta sejawat profesi dan
4.mengembangkan kawasan dan bidang kajian teknologi pendidikan.
Dengan tersedianya tenaga terdidik dan terlatih dalam bidang Teknologi Pendidikan dan adanya organisasi profesi, maka secara konseptual akan terjamin usaha penerapan teknologi pendidikan dalam lembaga -lembaga yang menyelenggarakan kegiatan belajar dan pembelajaran.Pembangunan sistem pendidikan di Indonesia hanya mungkin dapat terlaksana sesuai dengan harapan jika dipahami arti penting Teknologi pendidikan, sehingga peran dan potensinya dapat diwujudkan secara optimal.
KESIMPULAN
Profesi Teknologi merupakan profesi yang netral, yaitu memihak pada kepentingan si belajar, agar mereka memperoleh kemudahan untuk belajar. Penerapan teknologi pendidikan pasti mempengaruhi komponen-komponen lain dalam sistem pendidikan. Pengaruh ini pada gilirannya akan membawa akibat terhadap kelembagaan, dan tanggung jawab pendidikan. Seterusnya akan mempengaruhi ekonomi dan masyarakat secara keseluruhan.
Dengan tersedianya tenaga terdidik dan terlatih dalam bidang Teknologi Pendidikan dan adanya organisasi profesi, maka secara konseptual akan terjamin usaha penerapan teknologi pendidikan dalam lembaga - lembaga yang menyelenggarakan kegiatan belajar dan pembelajaran.
Pembangunan sistem pendidikan di Indonesia hanya mungkin dapat terlaksana sesuai dengan harapan jika dipahami arti penting Teknologi pendidikan, sehingga peran dan potensinya dapat diwujudkan secara optimal.


DAFTAR PUSTAKA
Miarso, Yusufhadi. 2011. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Prawiradilaga, D.S., 2012. Wawasan Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
tugas_09.html (diunduh pada 6 desember 2013).

By :
Free Blog Templates