Selasa, 24 Desember 2013

TEORI INFORMASI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PENDAHULUAN
Pengertian Informasi
Menurut McLeod & Schell (2007, 15), informasi adalah data yang telah diproses atau data yang memiliki arti, biasanya informasi menjelaskan sesuatu yang belum diketahui kepada user.
Menurut O’Brien (2007, 29), informasi adalah data yang telah diubah menjadi konteks yang berarti dan berguna bagi pemakai akhir tertentu.
Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah sekumpulan data yang telah diolah atau diproses
sehingga memiliki arti untuk diketahui atau digunakan oleh pengguna tertentu.

Pengertian Sistem Informasi
Menurut O’Brien (2007, 45), sistem informasi adalah gabungan yang terorganisasi dari manusia, perangkat lunak, perangkat keras, jaringan komunikasi, dan sumber daya data dalam mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam organisasi.

Teori Sistem Informasi
Penggunaan sistem komputer di dalam kegiatan manajemen. Sering disebut manajemen sistem informasi : perencanaan sistem, perawatan,sampai pengukuran kinerja. Mencakup mesin atau perangkat keras, perangkat lunak, dan manusia (perancang, pengelola, pengguna) serta segala persoalan dan perilaku mereka.
Gregor (2005), mengatakan sistem informasi adalah bidang pengetahuan tentang dunia sistem fisik, dunia perilaku manusia, dan dunia artefak buatan. Menolak pandangan bahwa sistem informasi merupakan bagian dari “organizational behaviour” dan bukan juga tentang teknologi semata, seperti yang dikaji oleh ilmu
komputer.
Lee (2001), penelitian di bidang ini mengkaji sistem informasi
lebih dari sekedar sistem teknologi, atau hanya sistem sosial,
atau bahkan
keduanya saling berdampingan, di samping itu untuk mencari fenomena yang muncul ketika keduanya berinteraksi.
Teori Sistem Informasi
Pada pertengahan abad XX dimulai penyelidikan terhadap peran data dan informasi tentangbarang dan jasa dalam pengelolaan ekonomi.
Tiga ilmuwan pionir: Friedrich von Hayek, George B. Richardson, dan Jacob Marschak mengarahkan perhatian peneliti kepada fenomena institusi ekonomi/bisnis sebagai organisasi yang mengendalikan proses pengambilan keputusan dan pengolahan informasi.
Teori kekayaan informasi dalam sebuah organisasi (Information Richness Theory
atau IRT) diperkenalkan oleh Daft dan Lengel (1986) untuk menjawab pertanyaan sentral, “mengapa sebuah organisasi perlu mengolah informasi”
.           Organisasi selalu menghadapi dua persoalan besar yang berkaitan dengan informasi, yaitu ketidak-pastian (uncertainty) dan ketidak-jelasan (equivocality).
Markus (2002) menghimpun berbagai pemikiran tentang penolakan atau resistensi terhadap sistem informasi ragam teori resistensi
(theories of resistance). Titik tolak : sikap manusia terhadap teknologi (Rob Kling, 1980). Ada tiga sumber penolakan :
–di dalam diri orang atau kelompok dalam sebuah organisasi,
–sifat dan karakter teknologi yang terkandung sistem informasi
–interaksi antara karakteristik orang dalam suatu organisasi dan karakteristik sistem itu sendiri
Technological frames analysis (Orlikowski & Gash, 1991) mengajukan teori tentang bagaimana asumsi, harapan,dan pengetahuan orang-orang tentang teknologi informasi mempengaruhi penerimaan aplikasi TI dalam suatu organisasi.
Frame di sini diartikan sebagai sebuah cognitive device
di kepala manusia. Konsep tentang ‘frame’ dalam kajian sistem informasi dapat dilacak ke belakang sampai ke Boland (1978) yang beranggapan bahwa kesenjangan pemahaman antara pengguna sistem dan analis-sistem muncul akibat kesenjangan dalam cognitive frame ini.

Cognitive effort perspective (Payne, et al, 1993) dan teori Production Paradox (Carroll dan Rosson, 1987) dipakai dalam penelitian sistem informasi untuk meneliti mengapa pengguna tidak mau menggunakan informasi yang tersedia dalam sebuah sistem. Teori-teori ini mengaitkan proses informasi dengan
struktur kognisi seseorang.

TEORI PENGOLAHAN INFORMASI
Penelitian pengolahan informasi menitik beratkan usahanya pada pelacakan dan pemberian urutan operasi pikiran dan hasilnya, yang berupa informasi dalam pelaksanaan tugas kognitif tertentu ( Anderson,1980, hlm.13). bidang lain yang termasuk dalam psikologi kognitif ialah sub ranah bahasa perumpamaan, memori, persepsi, intelegensi buatan, dan perkembangan kognitif.
Istilah “pengolahan Informasi” mengandung pengertian adanya pandangan tertentu kearah studi individu. Pusat perhatiannya adalah cara bagaimana orang mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang
diterima setiap hari dari lingkungan sekeliling.
Teori pengolahan informasi berbeda dengan teori belajar yang khas dalam tiga hal:
1. Tidak bercirikan karya satu orang teoritikus saja atau suatu rancangan penelitian tertentu.
2. Adanya perpecahan pandangan filosofis dalam bidang kognitif
3.Derajat penekanannya pada soal belajar.


Prinsip Belajar
Dalam rancangan pengolahan informasi ada dua bidang yang penting secara khusus bagi belajar. Yang pertama, penyelidikan mengenai proses orang memperoleh dan mengingat informasi. Yang kedua, penelitian mengenai siasat yang dipakai orang dalam memecahkan masalah.
Asumsi Dasar
Dalam tahun 1960-an memori manusia mulai dipandang sebagai suatu struktur yang rumit dalam mengolah dan mengorganisasi semua pengetahuan kita. Memori bukanlah sebuah gudang yang pasif, tetapi suatu system yang ada organisasinya dan aktif.
Cara bagaimana pengetahuan digambarkan dan disimpan dalam memori
Konsep multitahap . Ada tiga struktur memori dalam konsep ini:
• Pencatat pengindraan
• Penyimpanan jangka pendek
• Penyimpanan jangka panjang
Konsep keadaan
Bahwa informasi itu tidak berada dalam keadaan inaktif atau aktif. Keadaan aktif bersifat sementara dan disebut memori jangka pendek atau memori kerja. Konseptualisasi memori jangka pendek sebagai keadaan informasi yang aktif juga memungkinkan akomodasi proses yang secara kualitatif berbeda. Termasuk dalam pengertian ini adalah pengaktifan proses otomatis dari keterampilan yang dipelajari sampai derajat kemahiran yang tinggi maupun pengaktifan hal-hal yang menuntut perhatian selektif.
Perekaman informasi (informasi simpanan) bukanlah salinan masukan stimulus
yang sama benar dengan aslinya. Penyebabnya adalah:
• Isyarat-isyarat fisik yang diterima indera bukanlah representasi yang sempurna
dari dunia
• Pengubahan (transformasi) atau penyandian kembali memperbesar kemungkinan informasi dapat diingat kembali dengan mengorbankan rinciannya.
Ada dua bentuk informasi simpanan:
• Model dual-kode
Ciri esensial model ini adalah bahwa informasi bisa disimpan dalam memori jangka panjang dalam bentuk visual atau verbal.
• Model jaringan verbal
Model ini berpendapat bahwa representasi akhir dari informasi ialah dalam bentuk verbal dan bahwa citra itu disusun dari sandi-sandi verbal.
Ada tiga jenis umum model verbal:
• Model jaringan semantik.
Model ini menggunakan simpai-simpai untuk menggambarkan konsep dan konsep superordinat dalam hubungan hirarki.
• Model gugus
Model ini menggunakan gugus untuk melukiskan kata-kata yang dikelompokan dalam memori di gugus-gugus tertentu.
• Model proposional
Model ini menyebutkan proposisi kata-kata lepas sebagai balok-baloksebagai penyusun memori.


Skema
Dual –kode dan model jaringan proposional atau semantik mendeskripsikan representasi butir-butir pengetahuan khusus tertentu didalam memori. Akan tetapi, operasi kognitif itu rupanya dikendalikannya oleh prganisasi pengetahuan yang lebih basar. Struktur pengetahuan ini disebut skema. Skema sebagai struktur data yang merupakan kenyataan konsep-konsep generic yang mendasari obyek, kejadian, dan tindakan.
Pentingnya skema adalah bahwa skema itu mencerminkan fungsi untuk memori jangka panjang selain berfungsi sebagai tempat penyimpanan informasi. Fungsi tersebut ialah:
1. Memberikan suatu format tempat data baru bisa cocok dan dipahami
2. Sebagai pedoman untuk mengarahkan perhatian dan untuk melakukan pencarian yang tertuju pada lingkungan
3. Mengisi kekurangan informasi yang diperoleh dari lingkungan
Asumsi dasar
Asumsi pokok yang mendasari teori-teori pengolahan informasi menyebutkan hakikat sistem memori pada manusia dan representasi pengetahuan didalam memori. Penerapan dikelas atas penerapan teori ini adalah berasal dari asumsi bahwa memori manusia itu suatu sistem yang aktif, yang menyeleksi, mengorganisasi dan mengubah menjadi sandi informasi dan keterampilan bagi penyimpanannya untuk dipelajari. Dengan demikian asumsi utama yang para ahli teori kognitif bersepakat bahwa belajar yang berhasil tergantung lebih pada tindaka si belajar ketimbang pada hal-hal yang ada di lingkungan.
Komponen Pembelajaran
Dalam hal memperoleh informasi baru maka prosesnya yang esensial adalah :
1. Perhatian yang ditujukan pada stimulus
2. Pengkodean stimulus itu’
3. Penyimpanan dan mendapatkan kembali (retrival) kode dalam ikhtisar
Karena itu, pembelajaran untuk maksud fase penerimaan belajar itu pertama-tama harus mengarahkan perhatian siswa ke informasi (stimulus) sesuai yang aka dipelajari, memudahkan peserta didik menerima informasi yang cermat dan lengkap. Dengan kata lain, pertanyaan penting yang mula-mula harus dijawab dalam pembelajaran ialah sudahkah informasi diterima di dalam memori kerja peserta didik.
Penerapan Dalam Pendidikan
Tidak seperti teori belajar yang lain, teori pengolahan informasi sebagai suatu bidang pengetahuan tidak diterjemahkan secara langsung untuk keperluan pelaksanaan kurikulum. Penerapannya di kelas cenderung menggunakan suatu konstruk tertentu, konsep, asas, atau kaidah dalam suatu mata pelajaran tertentu. Misalnya konsep skema dan penggunaan elaborasi telah dipakai dalam mengajarkan membaca. Sedangkan hasil-hasil dari penelitian pemecahan masalah deiterapkan dalam pelajaran sains dan matematika.
Soal-soal pelajaran dikelas oleh teori pengolahan informasi ialah yang ada kaitannya secara langsung dengan proses kognitif. Dalam pengelolaan belajar di kelas, menurut teori ini harus dicari tahu perbedaan antar individu, Kesiapan peserta didik untuk belajar, dan motivasi peserta didik mengikuti pelajaran di kelas. Teori pengolahan informasi memberikan persepektif baru dalam pengelolaan pembelajaran yang akan menghasilkan belajar yang efektif. Terutama
dalam hal proses kognitif dalam pembelajaran, meliputi :
1. Mengajarkan pemecahan masalah
2. Konteks sosial untuk belajar.
3. Mengembangkan rencana pembelajaran di kelas.

Arti penting rancangan pembelajaran dalam pengolahan informasi ialah bahwa makna logis pengetahuan itu diubah menjadi makna psikologi. Makna logis ialah hubungan antara lambang, konsep, dan aturan mengenai bidang ajaran. Makna psikologis ialah hubungan antara lambag, konsep, dan aturan dengan struktur kognitif siswa. Berikut ini adalah strategi pembelajaran dikelas yang dapat dikembangkan sesuai dengan teori ini :
Pemahaman Pengetahuan
Langkah 1 :   
Menyusun pengisayaratan guna membimbing peneriman peserta didik yang baru.
1.      Pertanyaan informal apa yang akan disampaikan pada struktur kognitif yang ada peserta didik.
2.      Apakah pelajaran mempunyai tujuan yang dirumuskan secara luas atau pertanyaan tentang maksud yang dapat mengarahkan perhatian pserta didik.
3.      Bagaimana penegtahuan atau keterampilan yang baru akan dapat meningkatkan atau menambah pengetahuan yang sekarang pada peserta didik.
Langkah 2 :
Memilih atau mengembangkan dukungan konseptual yang akan memperlancar
pengkodean informasi.
1.      Informasi apa yang harus dimasukan dalam organiser muka sehingga dapat menghubungkan pengetahuan siswa dengan pokok bahasan yang baru.
2.      Konsep, episode apa saja yang sudah didapat peserta didik yang dapat dipakai untuk menjelaskan istilah, definisi, atau konsep baru.
3.      Adakah pertanyaan pembantu di dalam buku pelajaran yang dapat dipakai sebagai dasar untuk gladi sekunder.
4.      Apakah pokok-pokok logis dalam pembelajaran yang harus diikuti peserta didik dalam gladi sekunder (yaitu, elaborasi, visual dan atau verval) Apa beberapa contoh citra asosiatif da sandi verbal yang dapat diberikan kepada para peserta didik.
Langkah 3 :
Membuat pengisyaratan yang aka membantu retrival informasi yang telah
dipelajari. Meliputi :
1.      Apakah beberapa perbandingan dengan konsep, istilah atau gagasan yang berkaitan yang dapat dilakukan. Misalnya, jika konsepnya ialah morfem itu bisa dikontraskan dengan fonem dan dibandingkan dengan istilah kata.
2.      Pertanyaan inferensi apa dapat digunakan untuk mengakhiri pelaang baru dalam pembelajaran.
Pemecahan masalah
Langkah-langkah berikut disarankan dalam merencanakan pembelajaran untuk tujuan keterampilan pemecahan masalah, yaitu :
Langkah 1 :
Menganalisa sifat masalah, terdiri dari :
Masalah itu menuntut proses apa ? (pengaturan, transformasi, induksi, analisa sejarah dan sebagainya), Apa saja hal-hal yang diketahui dalam masalah dan kendala-kendala yang ada pada pemecahan masalah itu.
Dalam mengembangkan siasat pemecahan masalah secara optimum, langkah-langkah apa yang diperlukan ?
Langkah 2 :
Menganalisa tingkah laku pemecahan masalah yang baru dalam pembelajaran.
1.      Pada unsur masalah mana pemecahan masalah yang belajar lazimnya perhatian dipusatkan, bagaimana unsur – unsur yang berbeda dapat diperhatikan untuk memecahkan masalah.
2.      Unsur-unsur yang apa saja yang biasanya diabaikan dalam pemecahan masalah.
3.      Siasat umum apa yag secara khas dijalankan masalah yang baru yang tidak produktif ?
Langkah 3 :
Menyajikan masalah pada peserta didik dan melaksanakan langkah-langkah yang sesuai untuk membantu peserta didik melalui proses pemecahan masalah. Yaitu :
1.      Membantu siswa mengenali masalah. Kendala-kendala apa saja yang beasal masalah tersebut.
2.      Membantu siswa dalam merumuskan sub tujuan, membuat analisa sejarah, dan strategi yang cocok untuk mengatasi masalah itu.
Dorong peserta didik untuk mengutarakan secara lisantujuan masalah dan strategi pemecahan masalah sebelum memulai mengambil langkah. Jika masalah bersifat fisik , dorong siswa untuk memvisualisaikan masalah itu.
3.      Memberikan pengarahan kembali jika perlu.
Kekurangan teori pengolahan informasi.
1. Belajar bukan merupakan pokok yang diteliti, karena itu penerapan untuk pengajaran dikelas harus ditarik secara tidak langsung.
2. Model komputer untuk proses kognitif mungkin atau mungkin juga tidak sahih.
Sedangkan kelebihan dari teori pengolahan informasi dapat dideskripsikan bahwa dari teori ini diketahui pentingnya rancangan pembelajaran untuk proses-proses yang terjadi di dalam pengalihan informasi dari signal masukan menjadi sandi yag bermakna.

KOMPONEN BELAJAR
Penerapan belajar dan penyerdeharnaan pemahaman atas temuan-temuan proses belajar  di jelaskan dalam tiga tahap :
1.    Mengarahkan perhatian ke stimulus
2.    Mengkode stimulus
3.    Penyimpanan dan retrival informasi
Pengenalan pola
Bagian terpenting dari pengolahan informasi ialah hal mengenal isyarat-isyarat fisik pilihan. Proses khusus ini disebut pengenala pola.
Proses dalam analisa ciri.
Pengenalan pola dibimbing oleh dua proses penting yang berlangsung bersama-sama atau secara terpisah.
1.      Pengolah jalan data (data driven processing), juga di sebut pengolah jalan kejadian (even-driven processing dan pengolah bawah ke atas (bottom-up processing).
2.      Pengolahan yang konseptual  atau pengolahan atas-kebawah. Proses ini di bimbing oleh motif, tujuan, dan juga konteks.
Peranan perhatian
Dalam cara bagaimana stimulus diolah penting adanya konsep perhatian, misalnya beberapa pengolaha tidak memerlukan perhatian, pengolahan sepeti ini di sebut otomatik
Dalam mengenali yang lain memerlukan usaha yang terkonsentrasi . tugas demikian disebut proses deliberate karena memerlukan pengawasan yang sadar.


Pengkodean stimulus
Proses deteksi ciri menyebutkan stimulus yang datang, proses mengingatnya disebut pengkodean, mengubah stimulus sehingga bisa disimpan dan di waktu belakang dapat diingat kembali dengan mudah.
Metode pengkodean
Ada dua cara utama mengkodekan , yaitu :
1.        Gladi primer merupakan cara pengulangan-pengulangan informasi yang ingin diingat-ingat .
2.        Gladi elaborative merupakan mengubah informasi denga berbagai cara, informasi itu bisa :
a.    Diubah sehingga ia berhubungan dengan informasi yang disimpan
b.    Digantikan dengan lambang lain
c.    Dilengkapi dengan infrmasi tambahan untuk memudahkan
mengingatnya
Penyimpanan dan Retrival informasi
Maksud proses pengkodean ialah ntuk menyimpan iformasi guna disimpan di dalam memori jangka panjang untuk mendapatkannya dan mengingat kembali, hal itu banyak bergantung pada bentuk bagaimana informasi itu disimpan dan hubungan informasi itu dengan isi sebelumnya dari memori jangka panjang.
Peranan gladi elaborative
Gladi elaborative lebih efektif untuk mengingat kembali yang telah terjadi dalam jangka panjang. Pengulangan atau repitisi membuat segera tersedianya satu butir informasi tertentu akan sedikit saja bisa meningkatkan retensi jangka panjang. Alih-alih untuk meningkatkan ingatan kembali selanjutnya perlu pengolahan secara aktif butir itu melalui elaboratif, transformasi atau pengubahandan seterusnya

Sistem Mnemonik
Cara mnemunik untuk memudahkan mengingat kembali meliputi catatan, kartu pengingat, telepromptr, dan akronim.
Hakikat Belajar yang kompleks
Proses kognitif yang kompleks yang diselidiki para ahli teori pngolah informasi ialah proses pemecahan masalah. Suatu masalah bisa didefinisikan sebagai “suatu keadaan di situ seseorang dimint melakukan tugas yang tidak ditemuinya diwaktu sebelumnya dan utuk itu instruksi yang datang dari luar tidak menyebutkan secar khusus dan lengkap tentang bagaimana cara pemecahnnya
Jenis masalah
Merupakan pasangan dari studi-studi tentang proses pemecahan masalah ialah usaha untuk mengetahui berbagai jenis masalah. Ke-empat jenis masalah itu ialah :
1.      Induksi struktur merupakan masalah analogi dan masaah rangkaian
2.      Tranformasi merupakan masalah memindahkan dan masalah menukarkan
Pengaturan merupakan kombinasi komponen-komponen yang
3.      memenuhi patokan yang ditentukan
4.      Pengaturan hibrida merupakan transformasi dri satu struktur ke struktur yang lain.
Proses Pemecahan Masalah
Menurut Resnick dan Glaser (1976), model menerapkan masalah penemuan atau masalah pengturan hibrida ada 3 langkah umum :
1.    Deteksi masalah
2.    Pemeriksaan
3.    Analisa tujuan
Suatu aneka komponen yang penting dalam model ialah penggunaan awal-awal analisa sarana-tujuan dan bukan identifikasi anak tujuan.
Secara rinci, analisa saran-tujuan itu meliputi :
1.    Asesmen perbedaan antara keadaan sekarang dan keadaan yang dikehendaki
2.    Pencarian operator yang cocok untuk mengurangi adanya perbedaan itu
3.    Penilaian atas hasil
Asas Pembelajaran
Dalam menurunkan asas pembelajaran dari penelitian pengolah informasi paling sedikit ada dua kesulitan yang besar, yaitu :
1.    Proses belajar merupakan banyak proses yang bayak harus diselidiki
2.    Dominannya psikologi kognitif,
KESIMPULAN
Informasi adalah data yang telah diproses atau data yang memiliki arti, biasanya informasi menjelaskan sesuatu yang belum diketahui kepada user.  Dalam proses pembelajaran ada tiga perkembangan penting bagi pendidikan telah muncul dari penekanan pada soal pengolahan informasi ini, yaitu :
Titik berat yang makin besar pada siasat pengolahan yang digunakan pada waktu siswa belajar, kesadaran akan perlunya mengajar ketrampilan proses kognitif secara langsung di bidang pengembangan kurikulum.

DAFTAR PUSTAKA

Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Rogers, Everett M. 1986. Communication Technology And Information The New Media in Society. London: The Free Press.

Ragam Teori Informasi. (2013).
Teori Pengolahan Informasi, (2013).



0 komentar:

Posting Komentar

By :
Free Blog Templates