PENDAHULUAN
Pengertian Informasi
Menurut McLeod & Schell (2007, 15), informasi adalah
data yang telah diproses atau data yang memiliki arti, biasanya informasi
menjelaskan sesuatu yang belum diketahui kepada user.
Menurut
O’Brien (2007, 29), informasi adalah data yang telah diubah menjadi konteks
yang berarti dan berguna bagi pemakai akhir tertentu.
Dari
definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah sekumpulan
data yang telah diolah atau diproses
sehingga
memiliki arti untuk diketahui atau digunakan oleh pengguna tertentu.
Pengertian Sistem Informasi
Menurut O’Brien (2007, 45), sistem informasi adalah gabungan
yang terorganisasi dari manusia, perangkat lunak, perangkat keras, jaringan
komunikasi, dan sumber daya data dalam mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan
informasi dalam organisasi.
Teori Sistem Informasi
Penggunaan sistem komputer di dalam kegiatan manajemen.
Sering disebut manajemen sistem informasi : perencanaan sistem,
perawatan,sampai pengukuran kinerja. Mencakup mesin atau perangkat keras,
perangkat lunak, dan manusia (perancang, pengelola, pengguna) serta segala
persoalan dan perilaku mereka.
Gregor (2005), mengatakan sistem informasi adalah bidang
pengetahuan tentang dunia sistem fisik, dunia perilaku manusia, dan dunia
artefak buatan. Menolak pandangan bahwa sistem informasi merupakan bagian dari
“organizational behaviour” dan bukan juga tentang teknologi semata, seperti
yang dikaji oleh ilmu
komputer.
Lee (2001), penelitian di
bidang ini mengkaji sistem informasi
lebih dari sekedar sistem teknologi, atau hanya sistem sosial,
atau bahkan keduanya saling berdampingan, di samping itu untuk mencari fenomena yang muncul ketika keduanya berinteraksi.
lebih dari sekedar sistem teknologi, atau hanya sistem sosial,
atau bahkan keduanya saling berdampingan, di samping itu untuk mencari fenomena yang muncul ketika keduanya berinteraksi.
Pada pertengahan abad XX dimulai penyelidikan terhadap peran
data dan informasi tentangbarang dan jasa dalam pengelolaan ekonomi.
Tiga
ilmuwan pionir: Friedrich von Hayek, George B. Richardson, dan Jacob Marschak
mengarahkan perhatian peneliti kepada fenomena institusi ekonomi/bisnis sebagai
organisasi yang mengendalikan proses pengambilan keputusan dan pengolahan
informasi.
Teori
kekayaan informasi dalam sebuah organisasi (Information Richness Theory
atau
IRT) diperkenalkan oleh Daft dan Lengel (1986) untuk menjawab pertanyaan
sentral, “mengapa sebuah organisasi perlu mengolah informasi”
.
Organisasi selalu menghadapi dua
persoalan besar yang berkaitan dengan informasi, yaitu ketidak-pastian
(uncertainty) dan ketidak-jelasan (equivocality).
Markus (2002) menghimpun berbagai
pemikiran tentang penolakan atau resistensi terhadap sistem informasi ragam
teori resistensi
(theories
of resistance). Titik tolak : sikap manusia terhadap teknologi (Rob Kling,
1980). Ada tiga sumber penolakan :
–di
dalam diri orang atau kelompok dalam sebuah organisasi,
–sifat
dan karakter teknologi yang terkandung sistem informasi
–interaksi
antara karakteristik orang dalam suatu organisasi dan karakteristik sistem itu
sendiri
Technological frames analysis (Orlikowski
& Gash, 1991) mengajukan teori tentang bagaimana asumsi, harapan,dan
pengetahuan orang-orang tentang teknologi informasi mempengaruhi penerimaan
aplikasi TI dalam suatu organisasi.
Frame di sini diartikan sebagai sebuah cognitive device
di
kepala manusia. Konsep tentang ‘frame’ dalam kajian sistem informasi dapat
dilacak ke belakang sampai ke Boland (1978) yang beranggapan bahwa kesenjangan
pemahaman antara pengguna sistem dan analis-sistem muncul akibat kesenjangan
dalam cognitive frame ini.
Cognitive effort perspective (Payne, et al, 1993) dan teori Production
Paradox (Carroll dan Rosson, 1987) dipakai dalam penelitian sistem informasi
untuk meneliti mengapa pengguna tidak mau menggunakan informasi yang tersedia
dalam sebuah sistem. Teori-teori ini mengaitkan proses informasi dengan
struktur
kognisi seseorang.
TEORI PENGOLAHAN INFORMASI
Penelitian
pengolahan informasi menitik beratkan usahanya pada pelacakan dan pemberian
urutan operasi pikiran dan hasilnya, yang berupa informasi dalam pelaksanaan
tugas kognitif tertentu ( Anderson,1980, hlm.13). bidang lain yang termasuk
dalam psikologi kognitif ialah sub ranah bahasa perumpamaan, memori, persepsi,
intelegensi buatan, dan perkembangan kognitif.
Istilah
“pengolahan Informasi” mengandung pengertian adanya pandangan tertentu kearah
studi individu. Pusat perhatiannya adalah cara bagaimana orang mempersepsi,
mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang
diterima
setiap hari dari lingkungan sekeliling.
Teori
pengolahan informasi berbeda dengan teori belajar yang khas dalam tiga hal:
1. Tidak bercirikan karya satu orang teoritikus saja atau suatu rancangan penelitian tertentu.
1. Tidak bercirikan karya satu orang teoritikus saja atau suatu rancangan penelitian tertentu.
2.
Adanya perpecahan pandangan filosofis dalam bidang kognitif
3.Derajat
penekanannya pada soal belajar.
Prinsip Belajar
Dalam
rancangan pengolahan informasi ada dua bidang yang penting secara khusus bagi
belajar. Yang pertama, penyelidikan mengenai proses orang memperoleh dan
mengingat informasi. Yang kedua, penelitian mengenai siasat yang dipakai orang
dalam memecahkan masalah.
Asumsi Dasar
Dalam
tahun 1960-an memori manusia mulai dipandang sebagai suatu struktur yang rumit
dalam mengolah dan mengorganisasi semua pengetahuan kita. Memori bukanlah
sebuah gudang yang pasif, tetapi suatu system yang ada organisasinya dan aktif.
Cara
bagaimana pengetahuan digambarkan dan disimpan dalam memori
Konsep multitahap . Ada tiga struktur memori dalam konsep ini:
Konsep multitahap . Ada tiga struktur memori dalam konsep ini:
•
Pencatat pengindraan
•
Penyimpanan jangka pendek
•
Penyimpanan jangka panjang
Konsep keadaan
Bahwa
informasi itu tidak berada dalam keadaan inaktif atau aktif. Keadaan aktif
bersifat sementara dan disebut memori jangka pendek atau memori kerja.
Konseptualisasi memori jangka pendek sebagai keadaan informasi yang aktif juga
memungkinkan akomodasi proses yang secara kualitatif berbeda. Termasuk dalam
pengertian ini adalah pengaktifan proses otomatis dari keterampilan yang
dipelajari sampai derajat kemahiran yang tinggi maupun pengaktifan hal-hal yang
menuntut perhatian selektif.
Perekaman
informasi (informasi simpanan) bukanlah salinan masukan stimulus
yang
sama benar dengan aslinya. Penyebabnya adalah:
•
Isyarat-isyarat fisik yang diterima indera bukanlah representasi yang sempurna
dari
dunia
•
Pengubahan (transformasi) atau penyandian kembali memperbesar kemungkinan
informasi dapat diingat kembali dengan mengorbankan rinciannya.
Ada dua bentuk informasi simpanan:
•
Model dual-kode
Ciri
esensial model ini adalah bahwa informasi bisa disimpan dalam memori jangka
panjang dalam bentuk visual atau verbal.
•
Model jaringan verbal
Model
ini berpendapat bahwa representasi akhir dari informasi ialah dalam bentuk
verbal dan bahwa citra itu disusun dari sandi-sandi verbal.
Ada
tiga jenis umum model verbal:
•
Model jaringan semantik.
Model
ini menggunakan simpai-simpai untuk menggambarkan konsep dan konsep
superordinat dalam hubungan hirarki.
•
Model gugus
Model
ini menggunakan gugus untuk melukiskan kata-kata yang dikelompokan dalam memori
di gugus-gugus tertentu.
•
Model proposional
Model
ini menyebutkan proposisi kata-kata lepas sebagai balok-baloksebagai penyusun
memori.
Skema
Dual
–kode dan model jaringan proposional atau semantik mendeskripsikan representasi
butir-butir pengetahuan khusus tertentu didalam memori. Akan tetapi, operasi
kognitif itu rupanya dikendalikannya oleh prganisasi pengetahuan yang lebih
basar. Struktur pengetahuan ini disebut skema. Skema sebagai struktur data yang
merupakan kenyataan konsep-konsep generic yang mendasari obyek, kejadian, dan
tindakan.
Pentingnya
skema adalah bahwa skema itu mencerminkan fungsi untuk memori jangka panjang
selain berfungsi sebagai tempat penyimpanan informasi. Fungsi tersebut ialah:
1.
Memberikan suatu format tempat data baru bisa cocok dan dipahami
2. Sebagai pedoman untuk mengarahkan perhatian dan untuk melakukan pencarian yang tertuju pada lingkungan
2. Sebagai pedoman untuk mengarahkan perhatian dan untuk melakukan pencarian yang tertuju pada lingkungan
3.
Mengisi kekurangan informasi yang diperoleh dari lingkungan
Asumsi dasar
Asumsi dasar
Asumsi
pokok yang mendasari teori-teori pengolahan informasi menyebutkan hakikat
sistem memori pada manusia dan representasi pengetahuan didalam memori.
Penerapan dikelas atas penerapan teori ini adalah berasal dari asumsi bahwa
memori manusia itu suatu sistem yang aktif, yang menyeleksi, mengorganisasi dan
mengubah menjadi sandi informasi dan keterampilan bagi penyimpanannya untuk
dipelajari. Dengan demikian asumsi utama yang para ahli teori kognitif bersepakat
bahwa belajar yang berhasil tergantung lebih pada tindaka si belajar ketimbang
pada hal-hal yang ada di lingkungan.
Komponen Pembelajaran
Dalam
hal memperoleh informasi baru maka prosesnya yang esensial adalah :
1.
Perhatian yang ditujukan pada stimulus
2.
Pengkodean stimulus itu’
3.
Penyimpanan dan mendapatkan kembali (retrival) kode dalam ikhtisar
Karena
itu, pembelajaran untuk maksud fase penerimaan belajar itu pertama-tama harus
mengarahkan perhatian siswa ke informasi (stimulus) sesuai yang aka dipelajari,
memudahkan peserta didik menerima informasi yang cermat dan lengkap. Dengan
kata lain, pertanyaan penting yang mula-mula harus dijawab dalam pembelajaran
ialah sudahkah informasi diterima di dalam memori kerja peserta didik.
Penerapan Dalam Pendidikan
Tidak
seperti teori belajar yang lain, teori pengolahan informasi sebagai suatu
bidang pengetahuan tidak diterjemahkan secara langsung untuk keperluan
pelaksanaan kurikulum. Penerapannya di kelas cenderung menggunakan suatu
konstruk tertentu, konsep, asas, atau kaidah dalam suatu mata pelajaran
tertentu. Misalnya konsep skema dan penggunaan elaborasi telah dipakai dalam
mengajarkan membaca. Sedangkan hasil-hasil dari penelitian pemecahan masalah
deiterapkan dalam pelajaran sains dan matematika.
Soal-soal
pelajaran dikelas oleh teori pengolahan informasi ialah yang ada kaitannya
secara langsung dengan proses kognitif. Dalam pengelolaan belajar di kelas,
menurut teori ini harus dicari tahu perbedaan antar individu, Kesiapan peserta
didik untuk belajar, dan motivasi peserta didik mengikuti pelajaran di kelas.
Teori pengolahan informasi memberikan persepektif baru dalam pengelolaan
pembelajaran yang akan menghasilkan belajar yang efektif. Terutama
dalam
hal proses kognitif dalam pembelajaran, meliputi :
1.
Mengajarkan pemecahan masalah
2.
Konteks sosial untuk belajar.
3.
Mengembangkan rencana pembelajaran di kelas.
Arti
penting rancangan pembelajaran dalam pengolahan informasi ialah bahwa makna
logis pengetahuan itu diubah menjadi makna psikologi. Makna logis ialah
hubungan antara lambang, konsep, dan aturan mengenai bidang ajaran. Makna
psikologis ialah hubungan antara lambag, konsep, dan aturan dengan struktur
kognitif siswa. Berikut ini adalah strategi pembelajaran dikelas yang dapat
dikembangkan sesuai dengan teori ini :
Pemahaman Pengetahuan
Langkah 1
:
Menyusun
pengisayaratan guna membimbing peneriman peserta didik yang baru.
1. Pertanyaan
informal apa yang akan disampaikan pada struktur kognitif yang ada peserta
didik.
2. Apakah
pelajaran mempunyai tujuan yang dirumuskan secara luas atau pertanyaan tentang
maksud yang dapat mengarahkan perhatian pserta didik.
3. Bagaimana
penegtahuan atau keterampilan yang baru akan dapat meningkatkan atau menambah
pengetahuan yang sekarang pada peserta didik.
Langkah 2
:
Memilih
atau mengembangkan dukungan konseptual yang akan memperlancar
pengkodean
informasi.
1. Informasi
apa yang harus dimasukan dalam organiser muka sehingga dapat menghubungkan
pengetahuan siswa dengan pokok bahasan yang baru.
2. Konsep,
episode apa saja yang sudah didapat peserta didik yang dapat dipakai untuk
menjelaskan istilah, definisi, atau konsep baru.
3. Adakah
pertanyaan pembantu di dalam buku pelajaran yang dapat dipakai sebagai dasar
untuk gladi sekunder.
4. Apakah
pokok-pokok logis dalam pembelajaran yang harus diikuti peserta didik dalam
gladi sekunder (yaitu, elaborasi, visual dan atau verval) Apa beberapa contoh
citra asosiatif da sandi verbal yang dapat diberikan kepada para peserta didik.
Langkah
3
:
Membuat pengisyaratan yang aka membantu
retrival informasi yang telah
dipelajari. Meliputi :
1. Apakah
beberapa perbandingan dengan konsep, istilah atau gagasan yang berkaitan yang
dapat dilakukan. Misalnya, jika konsepnya ialah morfem itu bisa dikontraskan
dengan fonem dan dibandingkan dengan istilah kata.
2. Pertanyaan
inferensi apa dapat digunakan untuk mengakhiri pelaang baru dalam pembelajaran.
Pemecahan masalah
Langkah-langkah
berikut disarankan dalam merencanakan pembelajaran untuk tujuan keterampilan
pemecahan masalah, yaitu :
Langkah 1
:
Menganalisa
sifat masalah, terdiri dari :
Masalah
itu menuntut proses apa ? (pengaturan, transformasi, induksi, analisa sejarah
dan sebagainya), Apa saja hal-hal yang diketahui dalam masalah dan
kendala-kendala yang ada pada pemecahan masalah itu.
Dalam
mengembangkan siasat pemecahan masalah secara optimum, langkah-langkah apa yang
diperlukan ?
Langkah 2
:
Menganalisa
tingkah laku pemecahan masalah yang baru dalam pembelajaran.
1. Pada
unsur masalah mana pemecahan masalah yang belajar lazimnya perhatian dipusatkan,
bagaimana unsur – unsur yang berbeda dapat diperhatikan untuk memecahkan
masalah.
2. Unsur-unsur
yang apa saja yang biasanya diabaikan dalam pemecahan masalah.
3. Siasat
umum apa yag secara khas dijalankan masalah yang baru yang tidak produktif ?
Langkah 3
:
Menyajikan
masalah pada peserta didik dan melaksanakan langkah-langkah yang sesuai untuk
membantu peserta didik melalui proses pemecahan masalah. Yaitu :
1. Membantu
siswa mengenali masalah. Kendala-kendala apa saja yang beasal masalah tersebut.
2. Membantu
siswa dalam merumuskan sub tujuan, membuat analisa sejarah, dan strategi yang
cocok untuk mengatasi masalah itu.
Dorong peserta didik untuk mengutarakan secara lisantujuan masalah dan strategi pemecahan masalah sebelum memulai mengambil langkah. Jika masalah bersifat fisik , dorong siswa untuk memvisualisaikan masalah itu.
Dorong peserta didik untuk mengutarakan secara lisantujuan masalah dan strategi pemecahan masalah sebelum memulai mengambil langkah. Jika masalah bersifat fisik , dorong siswa untuk memvisualisaikan masalah itu.
3. Memberikan
pengarahan kembali jika perlu.
Kekurangan
teori pengolahan informasi.
1.
Belajar bukan merupakan pokok yang diteliti, karena itu penerapan untuk
pengajaran dikelas harus ditarik secara tidak langsung.
2. Model komputer untuk proses kognitif mungkin atau mungkin juga tidak sahih.
2. Model komputer untuk proses kognitif mungkin atau mungkin juga tidak sahih.
Sedangkan
kelebihan dari teori pengolahan informasi dapat dideskripsikan bahwa dari teori
ini diketahui pentingnya rancangan pembelajaran untuk proses-proses yang
terjadi di dalam pengalihan informasi dari signal masukan menjadi sandi yag
bermakna.
KOMPONEN BELAJAR
Penerapan
belajar dan penyerdeharnaan pemahaman atas temuan-temuan proses belajar
di jelaskan dalam tiga tahap :
1.
Mengarahkan perhatian ke stimulus
2.
Mengkode stimulus
3.
Penyimpanan dan retrival informasi
Pengenalan pola
Bagian
terpenting dari pengolahan informasi ialah hal mengenal isyarat-isyarat fisik
pilihan. Proses khusus ini disebut pengenala pola.
Proses dalam analisa ciri.
Proses dalam analisa ciri.
Pengenalan
pola dibimbing oleh dua proses penting yang berlangsung bersama-sama atau
secara terpisah.
1. Pengolah
jalan data (data driven processing), juga di sebut pengolah jalan kejadian
(even-driven processing dan pengolah bawah ke atas (bottom-up processing).
2. Pengolahan
yang konseptual atau pengolahan atas-kebawah. Proses ini di bimbing oleh
motif, tujuan, dan juga konteks.
Peranan perhatian
Dalam
cara bagaimana stimulus diolah penting adanya konsep perhatian, misalnya
beberapa pengolaha tidak memerlukan perhatian, pengolahan sepeti ini di sebut
otomatik
Dalam
mengenali yang lain memerlukan usaha yang terkonsentrasi . tugas demikian
disebut proses deliberate karena memerlukan pengawasan yang sadar.
Pengkodean stimulus
Proses
deteksi ciri menyebutkan stimulus yang datang, proses mengingatnya disebut
pengkodean, mengubah stimulus sehingga bisa disimpan dan di waktu belakang
dapat diingat kembali dengan mudah.
Metode pengkodean
Ada dua cara utama mengkodekan , yaitu :
1.
Gladi primer merupakan cara pengulangan-pengulangan
informasi yang ingin diingat-ingat .
2.
Gladi elaborative merupakan mengubah
informasi denga berbagai cara, informasi itu bisa :
a.
Diubah sehingga ia berhubungan dengan informasi yang disimpan
b.
Digantikan dengan lambang lain
c.
Dilengkapi dengan infrmasi tambahan untuk memudahkan
mengingatnya
Penyimpanan dan Retrival informasi
Maksud
proses pengkodean ialah ntuk menyimpan iformasi guna disimpan di dalam memori
jangka panjang untuk mendapatkannya dan mengingat kembali, hal itu banyak
bergantung pada bentuk bagaimana informasi itu disimpan dan hubungan informasi
itu dengan isi sebelumnya dari memori jangka panjang.
Peranan gladi elaborative
Gladi
elaborative lebih efektif untuk mengingat kembali yang telah terjadi dalam
jangka panjang. Pengulangan atau repitisi membuat segera tersedianya satu butir
informasi tertentu akan sedikit saja bisa meningkatkan retensi jangka panjang.
Alih-alih untuk meningkatkan ingatan kembali selanjutnya perlu pengolahan
secara aktif butir itu melalui elaboratif, transformasi atau pengubahandan
seterusnya
Sistem Mnemonik
Cara
mnemunik untuk memudahkan mengingat kembali meliputi catatan, kartu pengingat,
telepromptr, dan akronim.
Hakikat Belajar yang kompleks
Proses
kognitif yang kompleks yang diselidiki para ahli teori pngolah informasi ialah
proses pemecahan masalah. Suatu masalah bisa didefinisikan sebagai “suatu
keadaan di situ seseorang dimint melakukan tugas yang tidak ditemuinya diwaktu
sebelumnya dan utuk itu instruksi yang datang dari luar tidak menyebutkan secar
khusus dan lengkap tentang bagaimana cara pemecahnnya
Jenis masalah
Merupakan
pasangan dari studi-studi tentang proses pemecahan masalah ialah usaha untuk
mengetahui berbagai jenis masalah. Ke-empat jenis masalah itu ialah :
1. Induksi
struktur merupakan masalah analogi dan masaah rangkaian
2. Tranformasi
merupakan masalah memindahkan dan masalah menukarkan
Pengaturan merupakan kombinasi komponen-komponen yang
Pengaturan merupakan kombinasi komponen-komponen yang
3. memenuhi
patokan yang ditentukan
4. Pengaturan
hibrida merupakan transformasi dri satu struktur ke struktur yang lain.
Proses Pemecahan Masalah
Menurut
Resnick dan Glaser (1976), model menerapkan masalah penemuan atau masalah
pengturan hibrida ada 3 langkah umum :
1.
Deteksi masalah
2.
Pemeriksaan
3. Analisa tujuan
Suatu
aneka komponen yang penting dalam model ialah penggunaan awal-awal analisa
sarana-tujuan dan bukan identifikasi anak tujuan.
Secara
rinci, analisa saran-tujuan itu meliputi :
1.
Asesmen perbedaan antara keadaan sekarang dan keadaan yang dikehendaki
2. Pencarian operator yang cocok untuk mengurangi adanya perbedaan itu
2. Pencarian operator yang cocok untuk mengurangi adanya perbedaan itu
3. Penilaian atas
hasil
Asas Pembelajaran
Dalam
menurunkan asas pembelajaran dari penelitian pengolah informasi paling sedikit
ada dua kesulitan yang besar, yaitu :
1. Proses belajar merupakan banyak proses yang bayak harus diselidiki
2. Dominannya psikologi kognitif,
1. Proses belajar merupakan banyak proses yang bayak harus diselidiki
2. Dominannya psikologi kognitif,
KESIMPULAN
Informasi adalah data yang telah diproses atau data yang
memiliki arti, biasanya informasi menjelaskan sesuatu yang belum diketahui
kepada user. Dalam
proses pembelajaran ada tiga perkembangan penting bagi pendidikan telah muncul
dari penekanan pada soal pengolahan informasi ini, yaitu :
Titik berat yang makin besar pada siasat pengolahan yang digunakan pada waktu siswa belajar, kesadaran akan perlunya mengajar ketrampilan proses kognitif secara langsung di bidang pengembangan kurikulum.
Titik berat yang makin besar pada siasat pengolahan yang digunakan pada waktu siswa belajar, kesadaran akan perlunya mengajar ketrampilan proses kognitif secara langsung di bidang pengembangan kurikulum.
DAFTAR
PUSTAKA
Miarso,
Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Rogers,
Everett M. 1986. Communication Technology And
Information The
New Media in Society. London: The Free Press.
Ragam
Teori Informasi. (2013).
Teori
Pengolahan Informasi, (2013).
http://gubugtp.blogspot.com/2013/06/teori-pengolahan-informasi.html
Diunduh tanggal 28 September 2013